KOMPAS.com - Hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali menuai perhatian masyarakat luas hingga dunia.
Dari hasil pencarian yang dilakukan selama tiga hari terakhir, kapal selam buatan Jerman tersebut telah dinyatakan tenggelam.
Melansir Kompas TV, Sabtu (24/4/2021), telah ditemukan serpihan-serpihan yang menjadi bukti otentik KRI Nanggala-402.
Baca juga: Kiprah Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang Hilang Kontak
Barang-barang yang ditemukan seperti pelusur tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan pelumas periskop kapal selam di dalam botol oranye.
“Dengan adanya bukti otentik Nanggala, maka pada saat ini kita isyaratkan dari submiss menjadi subsunk,” ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.
Kapal tenggelam dengan membawa 53 awak kapal, terdiri dari 49 anak buah kapal, 1 komandan satuan, dan 3 personel arsenal.
Baca juga: Selain KRI Nanggala-402, Berikut 4 Kapal Selam Kepunyaan Indonesia
KRI Nanggala 402 diperkirakan jatuh di kedalaman sekitar 600-700 meter dari permukaan laut.
Proses pencarian kapal terus dilakukan, bahkan negara lain seperti Amerika Serikat, Singapura, Australia, Malaysia, dan India, turut memberikan bantuan, setelah Indonesia mengirimkan distres International Submarine Escape and Rescue Liaison Officer (ISMERLO), sebuah organisasi yang mengoordinasikan operasi pencarian dan penyelamatan kapal selam internasional.
Kapal ini menjadi salah satu kapal selam yang resmi sebagai bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia pada 1981.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Titanic Tenggelam, 1.500 Orang Meninggal
KRI Nanggala-402 dibuat oleh pabrikan Howaldtswerke, Kiel, Jerman pada 1979.
Pemberian nama Nanggala diambil dari senjata pewayangan.
Kapal tipe U-209/1300 tersebut memiliki berat 1.395 ton, dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter.
KRI Nanggala-402 telah dilengkapi sonar teknologi terkini dengan persenjataan mutakhir seperti torpedo dan persenjataan lain.
Kapal yang dapat melaju dengan kecepatan lebih kurang 25 knot ini mengandalkan mesin diesel elektrik.
Baca juga: Viral Video Detik-detik Kapal Feri KMP Bili Terbalik di Pontianak, Bagaimana Ceritanya?
KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) saat tengah melakukan latihan.
Kapal ini diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Kapal diduga sempat mengalami black out atau mati listrik sebelum hilang kontak. Ini membuat kapal tak terkendali dan tidak dapat dilaksanakan prosedur kedaruratan.
Baca juga: Viral, Video Pengakuan 4 ABK Diduga Alami Penyiksaan di Kapal China
Sebelum memulai latihan penembakan torpedo, disebutkan bahwa semua prosedur telah dilaksanakan.
Pada pukul 02.30 sebelum kejadian, dilaksanakan isyarat terbit untuk memulai latihan.
Sekitar setengah jam kemudian, pukul 03.00, KRI Nanggala-402 meminta izin menyelam untuk melakukan priscope depth pada kedalaman 13 meter dan melakukan persiapan penembakan torpedo.
Baca juga: Mengapa Perairan Indonesia Jadi Favorit Kapal Asing Pencuri Ikan?
Pada pukul 03.00-03.30, geladak haluan dan conning tower KRI Nanggala 402 masih terlihat oleh tim penjejak sea rider dalam jarak 50 meter.
Setelah itu, pukul 03.30, KRI yang lain menempati posisi untuk mengecek torpedo warning.
Pada pukul 03.46, sea rider memonitor periskop dan lampu pengenal dari KRI Nanggala-402 yang perlahan mulai menyelam dan tak terlihat.
Dijelaskan, dalam penembakan torpedo, kapal harus menyelam.
Sementara itu, pada pukul 03.46-04.46, titik penembakan terus menerus memanggil KRI Nanggala 402, namun tak ada respons. Seharusnya, saat melaksanakan penembakan torpedo, KRI Nanggala meminta otorisasi.
Baca juga: Rentetan Persoalan Pertamina, dari Tumpahan Minyak di Karawang hingga Harga Avtur Mahal
Namun, saat otorisasi diberikan, tak ada respons dari kapal selam bermotto “Tabah Sampai Akhir” ini.
Mulai pukul 03.46-06.46, dilakukan pemanggilan terus menerus pada KRI Nanggala 402, dan tetap tak ada respons.
KRI Nanggala diestimasikan seharusnya timbul pukul 05.15, namun tidak muncul dan tak tampak di permukaan. Selanjutnya dilakukan tahapan prosedur kapal selam hilang kontak.
Pencairan juga dilakukan melalui pemantauan udara, yang menemukan adanya tumpahan minyak di sekitar area hilangnya KRI Nanggala-402 yang kemungkinan muncul karena kerusakan tangki BBM akibat tekanan air laut.
Tumpahan minyak bisa jadi sebagai pemberian sinyal posisi dari KRI Nanggala-402.
Baca juga: Berkaca dari Kasus di Mauritius, Bagaimana Cara Mengatasi Tumpahan Minyak di Laut?
Pihak TNI sendiri mengerahkan 21 kapal perang untuk melakukan pencarian, termasuk kapal selam KRI Alugoro-405.
Kepolisian juga mengirimkan bantuan empat kapal, seperti Kapal Polisi (KP) Gelatik-5016, KP Enggang-4016, KP Barata-8004, dan KP Balan-4017.
Bantuan dalam proses pencarian juga diberikan oleh beberapa negara lain.
Singapura mengirimkan kapal selam MV Swift Rescue untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402.
Sementara itu, Malaysia mengerahkan bantuan dengan kapal Rescue Mega Bakti yang dijadwalkan tiba pada Senin (26/4/2021).
Australia mengerahkan dua armada kapal, HMAS Ballarat (FFH 155) dan HMAS Sirius (O 266). India mengirimkan satu kapal untuk membantu pencarian.
Sementara itu, Amerika Serikat memberikan bantuan dengan mengirimkan pesawat Poseidon.
Baca juga: Melihat Kecanggihan Pesawat Mata-mata AS P-8 Poseidon yang Ditolak Masuk Indonesia
(Sumber: Kompas.com/Nicholas Ryan Aditya, Ahmad Naufal, Achmad Nasrudin | Editor: Diamanty Meiliana, Inggried D, Robertus B, Bayu Galih)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.