Ibnu Sina wafat pada 1057 M.
Kendati demikian, warisan pemikirannya masih relevan hingga era modern, termasuk dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Diberitakan Kompas.com, 2 Juni 2020, hal tersebut disampaikan oleh Prof Dr Endang Turmudi, selaku Peneliti Ahli Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia
Endang bercerita, pada suatu ketika Ibnu Sina berkunjung ke tempat koleganya, seorang ahi matematika bernama Al-Biruni.
Pada saat itu, sedang terjadi wabah penyakit di tempat Al-Biruni tinggal.
Ketika bertemu dengan Al-Biruni, Ibnu Sina tidak langsung menjabat tangan kawannya itu. Sebaliknya, dia memberikan sejumlah saran untuk menghadapi wabah penyakit itu.
Baca juga: Berkaca dari Temuan Kasus Covid-19 pada Siswa SMK di Jateng, Apa Itu Anosmia?
1. Tetap tenang
Pada saat awal kemunculan pandemi Covid-19 yang disebabkan virus corona SARS-CoV-2, ahli kesehatan selalu menekankan masyarakat untuk tidak panik.
Hal serupa juga disampaikan Ibnu Sina pada waktu itu.
Dia meminta orang-orang yang tinggal di tempat wabah terjadi untuk tetap tenang dan tidak panik.
2. Menghindari sentuhan fisik
Pada waktu itu, wabah yang melanda tempat tinggal Al-Biruni adalah penularan antar-manusia yang disebabkan oleh organisme kecil layaknya virus.
Ibnu Sina saat itu menekankan bahwa penyakit bisa menular atau menginfeksi seseorang jika saling bersentuhan, termasuk dari rambut dan pakaian.
Baca juga: Penumpang KRL Kini Wajib Pakai Baju Lengan Panjang, Memangnya Efektif?