Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 12 Perempuan Muda Indonesia yang Masuk Daftar Forbes 30 Under 30 Asia

Kompas.com - 21/04/2021, 18:15 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Forbes merilis daftar 300 nama anak muda berpengaruh di dunia pada tema "Forbes 30 Under 30 Asia" pada April 2021.

Adapun nama-nama anak muda tersebut berdasarkan kategori pengusaha, pemimpin, dan para pembuat terobosan yang berusia di bawah 30 tahun.

Menurut Forbes, anak-anak muda yang masuk dalam daftar "Forbes 30 Under 30" merupakan sosok yang berhasil mengembangkan bisnis mereka dan beradaptasi dengan perubahan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.

Bahkan, beberapa dari mereka memulai bisnis di tengah pandemi corona.

Dari 300 daftar nama tersebut, ada 12 perempuan muda asal Indonesia yang termasuk. Siapa saja?

Baca juga: Lalu Muhammad Zohri, Sprinter Indonesia yang Masuk Forbes 30 Under 30

1. Maudy Ayunda

Maudy Ayunda (26) dikenal di Indonesia sebagai aktris dan penyanyi muda yang segar dan enerjik.

Ia telah membintangi sebagai pemeran utama di lebih dari 10 film, dengan puncak kejayaannya di film "Habibie & Ainun 3" dengan penjualan 2 juta tiket.

Prestasi lain yakni ia mampu menghasilkan 3 album musik dan dinobatkan sebagai "Penyanyi Wanita Tahun Ini" di Indonesia dan dipilih oleh Disney untuk menyanyikan soundtrack Indonesia di film "Moana".

Selain itu, Maudy merupakan sosok yang semangat di bidang pendidikan, pemberdayaan pemuda, dan masalah literasi.

Ia mendirikan Inspira nirlaba untuk mendukung pengembangan karir dan bimbingan bagi pemuda Indonesia.

Dalam pendidikan, Maudy mempelajari filsafat, politik dan ekonomi di Oxford, serta Bisnis dan Pendidikan di Stanford.

Baca juga: Daftar 10 Perempuan Terkaya di Dunia 2021 Versi Majalah Forbes

2. Kathleen Gondoutomo

Setelah bekerja di Kraft Heinz, Kathleen (28) ingin menyajikan minuman kasual yang mudah dipesan sekaligus memberdayakan perempuan pengangguran di kota-kota lapis kedua dan ketiga di seluruh Indonesia.

Pada 2019, dia memulai H! Cups, jaringan minuman terkemuka di daerah pedesaan negara dengan fokus untuk memberikan karyawan wanita keterampilan bisnis yang penting dan membantu mereka meningkatkan penghasilan mereka.

H! Cups telah membuka lebih dari 40 toko dan mempekerjakan lebih dari 150 wanita, menjual 120.000 cangkir setiap bulan. Diketahui, bisnisnya ini tergolong sukses dan menguntungkan setelah satu tahun.

Baca juga: Daftar Lengkap 19 Orang Terkaya di Indonesia 2021 Versi Forbes

3. Jennifer Heryanto

Jennifer (29) adalah pendiri dan CEO SKK Jewels, memimpin pengembangan produk emas dan fasilitas manufaktur dengan lebih dari 250 pekerja dan mengelola dua merek perhiasan pemenang penghargaan (Hala Gold dan Sandra Dewi Gold).

Bisnisnya ini telah menjadi salah satu merek perhiasan emas dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia, yang memenuhi permintaan produk emas yang sangat besar di negara ini.

Selain itu, Jennifer juga merupakan seorang wirausahawan mandiri pendiri The Wisemen & Company, sebuah perusahaan manajemen merek yang berfokus pada barang konsumsi, kecantikan, kemewahan, dan gaya hidup.

Dia belajar tentang barang-barang konsumen di Procter & Gamble Indonesia, di mana dia memimpin tim SK-II setempat.

Baca juga: Catat, Ini 10 Bandara Terburuk di Dunia Versi Forbes

4. Jessica Lin

Jessica (29) merupakan pendiri merek Everwhite dari perusahaan Lin's Deca Group terkenal pada 2016.

Bisnis tersebut dijalaninya dari permasalahan kulitnya. Kemudian, ia mencari produk pencerah kulit dengan harga terjangkau dan kini laris di pasaran.

Startup yang berbasis di Jakarta ini telah berkembang menjadi produk perawatan jerawat dan serum anti-penuaan.

5. Liris Maduningtyas

Liris Maduningtyas (28) pada tahun 2015, mendirikan Jala Tech, perusahaan rintisan teknologi pertanian yang berbasis di Yogyakarta, Indonesia.

Ia mengembangkan perangkat lunak dan pengukur air pintar untuk membantu petambak udang memeriksa kualitas air dan melacak stok untuk meningkatkan produksi.

Sistem pengelolaan digunakan oleh lebih dari 8.000 petani untuk memantau sekitar 15.000 kolam di Indonesia.

Pada tahun 2019, perusahaannya mampu mengumpulkan sejumlah dana awal yang dirahasiakan dari investor yang dipimpin oleh 500 Startup.

Baca juga: Forbes Rilis Daftar Orang Terkaya, Berikut Daftar 20 Miliarder Dunia

6. Nashin Mahtani

Nashin Mahtani (28) adalah direktur nirlaba Indonesia Yayasan Peta Bencana, di mana dia memimpin pengembangan perangkat lunak untuk mendukung bantuan bencana.

Adapun perangkat ini diluncurkan pada tahun 2017.

Peta Bencana, yang berarti "peta bencana" dalam bahasa Indonesia, menggunakan bot yang dibantu AI untuk memantau postingan media sosial oleh penduduk di daerah yang terkena bencana di Indonesia dan untuk memetakan gempa bumi, kebakaran, dan banjir secara real time.

Bot juga mengirimkan peringatan darurat kepada warga. Mahtani sedang mengadaptasi perangkat lunak agar dapat digunakan untuk upaya bantuan di Filipina.

Atas karyanya, Mahtani menjadi salah satu dari lima finalis Penghargaan Kepemimpinan Pemuda Global Citizen Prize 2019.

7. Charina Prinandita

Seperti banyak anak lain di Indonesia, Charina Prinandita (29) tumbuh besar dengan makan di jaringan makanan cepat saji asing bernama Eatlah.

Pada tahun 2016, Prinandita dan dua orang pendiri memutuskan untuk memulai padanan yang dikembangkan sendiri di Indonesia.

Eatlah berfokus pada menyajikan makanan rumahan Indonesia cepat saji, seperti nasi ayam telur asin. Eatlah saat ini memiliki 24 gerai di enam kota di Indonesia. Bisnis ini juga populer di Instagram, dengan lebih dari 60.000 pengikut.

Baca juga: Sri Mulyani Masuk Daftar 100 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia Versi Forbes

8. Levana Sani

Levana Sani (28) merupakan pendiri dari perusahaan bernama Nalagenetics sejak 2016.

Nalagenetics merupakan perusahan yang berbasis di Singapura bekerja di bidang baru farmakogenetik-yang mempelajari bagaimana gen memengaruhi respons pasien terhadap terapi obat.

Startup tersebut sejauh ini telah menguji lebih dari 1.000 pasien, dan hasilnya kemudian dapat digunakan oleh dokter untuk menyesuaikan resep dan berpotensi mengurangi reaksi obat yang merugikan.

Ini mengumpulkan 3,4 juta dollar AS atau sekitar Rp 49,465 miliar dalam total pendanaan, termasuk 1 juta dollar AS atau sektar Rp 14,548 miliar dalam pendanaan pra-benih dari East Ventures pada 2018.

Sani memegang gelar B.S. gelar dalam biokimia dari University of Southern California, dan M.B.A. dari Harvard Business School.

9. Stefani Tan

Stefani Tan (28) adalah kepala desainer merek fesyen yang berbasis di Jakarta.

Ia mendirikan bisnis ini pada awal 2014, bertujuan untuk menyediakan busana yang terjangkau dan nyaman.

Pengusaha tersebut mengatakan bahwa fokus industri fesyen pada pakaian yang dirancang untuk para model menginspirasinya untuk membuat pakaian dengan mempertimbangkan kehidupan sehari-hari dan semua tipe tubuh.

Di bidang pendidikan, Tan memegang gelar master seni dari Raffles Design Institute Singapura.

Baca juga: Mengenal 5 Orang Kaya Termuda Indonesia Versi Forbes, Siapa Saja Mereka?

10. Liana Gonta Widjaja

Liana Gonta Widjaja (28) bekerja dengan dokter untuk mengembangkan rencana makan sehat bagi pasien yang sakit kritis di Rumah Sakit Nasional di Jawa Timur, kemudian mendirikan Greenly pada tahun 2019 untuk memanfaatkan permintaan makanan sehat yang terus meningkat.

Startup yang berbasis di Surabaya ini menyajikan jus, salad, mangkuk biji-bijian, serta alternatif non-susu di 12 gerainya di tiga kota di Indonesia.

Februari lalu, mereka mengumpulkan sejumlah dana awal yang dirahasiakan dari investor yang dipimpin oleh East Ventures.

11. Anbita Nadine Siregar dan Tania Soerianto

Anbita Nadine Siregar (26) dan Tania Soerianto (29) memulai Generasi Gadis nirlaba yang berbasis di Jakarta untuk menginspirasi gadis-gadis sekolah menengah untuk bekerja di industri teknologi.

Bekerja dengan raksasa industri seperti Tokopedia, Google, dan Microsoft, duo ini menawarkan kelas yang mengajarkan keterampilan seperti pengkodean dan desain web.

Lebih dari 20.000 siswa telah berpartisipasi dalam program liburan mereka.

Mereka juga meluncurkan program untuk mengembangkan keterampilan pendampingan, menyelesaikan 50 bootcamp untuk lebih dari 1.000 guru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com