Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ibnu Battutah, Penjelajah Muslim yang Pernah Berkunjung ke Samudra Pasai

Kompas.com - 20/04/2021, 13:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekitar tahun 1345 Masehi, Ibnu Battutah, seorang penjelajah muslim terkenal asal Maroko berlabuh di pantai timur Sumatera.

Mengutip Harian Kompas, 15 November 2003, Ibnu Battutah tiba di Kerajaan Samudera Pasai, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara, setelah berlayar selama 25 hari dari Barhnakar (sekarang masuk wilayah Myanmar).

Baca juga: Benarkah Manusia Pertama yang Mengelilingi Dunia Berasal dari Maluku?

Samudera Pasai

Dalam catatan perjalanannya, Ibnu Battutah menggambarkan Samudera Pasai sebagai kota besar yang sangat indah, dengan dikelilingi dinding dan menara kayu.

Perdagangan di daerah itu juga sangat maju, ditandai dengan penggunaan mata uang emas.

Namun yang lebih membuat takjub sang penjelajah itu adalah sosok pemimpin yang saat itu memerintah Samudra Pasai, Sultan Malikul Dhahir.

Dalam kisah perjalanannya ke Pasai, Ibnu Battutah menggambarkan Sultan Malikul Dhahir sebagai raja yang sangat saleh, pemurah, rendah hati, dan mempunyai perhatian kepada fakir miskin.

Meskipun ia telah menaklukkan banyak kerajaan, Malikul Dhahir tidak pernah bersikap jemawa. Kerendahan hatinya itu ditunjukkan sang raja saat menyambut rombongan Ibnu Battutah.

Para tamunya dipersilakan duduk di atas hamparan kain, sedangkan ia langsung duduk di tanah tanpa beralas apa-apa.

Baca juga: Mengapa Orang Mesir Kuno Terobsesi dengan Kucing? Ini Alasannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com