KOMPAS.com - Kurma, nastar, kolak, es buah, dan camilan manis khas Ramadhan lainnya jadi makanan favorit selama ibadah puasa.
Akan tetapi, makanan-makanan itu bisa jadi "godaan" yang mengkhawatirkan bagi penderita diabetes.
Hal ini harus jadi perhatian. Oleh karena itu, Federasi Diabetes Internasional dan Aliansi Internasional Diabetes dan Ramadan (DAR) telah mengeluarkan pedoman nutrisi bagi umat Islam dengan diabetes yang menjalankan puasa Ramadhan tahun ini.
Baca juga: Link Live Streaming Sidang Isbat Penentuan Awal Puasa 2021, Dimulai Pukul 16.45 WIB
Apa saja yang isi pedoman tersebut?
Kalori harus dibagi antara sahur dan buka puasa. Penderita diabetes juga bisa makan 1 hingga 2 camilan sehat jika perlu.
Penderita diabetes harus memenuhi gizi seimbang, dengan total karbohidrat sekitar 40-50 persen dengan glikemik indeks (GI) renadah.
Perlu juga memenuhi kebutuhan protein dengan konsumsi kacang-kacangan, ikan, unggas, atau daging tanpa lemak dengan jumlah 20-30 persen dari porsi harian.
Tubuh juga membutuhkan lemak sekitar 30-35 persen dari porsi harian. Lemak yang dimaksud adalah lemak mono dan lemak tak jenuh ganda.
Adapun untuk lemak jenuh, harus dibatasi hingga kurang dari 10 persen dari total asupan kalori harian.
Baca juga: Tips Puasa bagi Ibu Hamil agar Tetap Sehat dan Bugar
Karbohidrat yang dikonsumsi, sebaiknya memiliki kadar GI yang rendah. Makanan seperti ini tidak memiliki efek langsung pada glukosa darah postprandial.
Makanan yang kaya protein dan lemak baik lebih mempertahankan rasa kenyang daripada makanan yang kaya karbohidrat.
Sebisa mungkin mengkonsumsi karbohidrat yang tinggi serat, seperti biji-bijian.
Pilihan lain, konsumsi karbohidrat bisa dari sayuran, buah-buahan utuh, yogurt, susu dan produk susu dianjurkan.