Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Adanya Gelombang Tsunami di Kupang NTT

Kompas.com - 08/04/2021, 20:51 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan adanya banjir bandang dan gelombang tinggi baru-baru ini beredar luas di media sosial.

Selain menggambarkan kondisi banjir dan gelombang tinggi, juga diberikan keterangan adanya banjir dan tsunami di Kupang, NTT.

Kendati demikian, BMKG menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Narasi yang beredar

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, unggahan terkait adanya banjir dan tsunami tersebut diunggah oleh akun Facebook @Firman Sanbein dan juga @Thorare di grup INFO LINTAS DAN KRIMINAL NUSANTARA.

Selain memberikan keterangan adanya banjir dan gelombang tinggi di Kota Kupang, juga disematkan video terkait banjir dan tsunami di Kupang, NTT.

"Curah hujan tinggi di kota kupang, terjadi banjir dan gelombang tinggi. Tetap waspada..," tulis Firman.

Tangkapan layar di Facebook terkait unggahan adanya tsunami di Kupang, NTT.Facebook Tangkapan layar di Facebook terkait unggahan adanya tsunami di Kupang, NTT.

Penelusuran Kompas.com

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Informasi Meteorologi Maritim BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan, bahwa informasi yang menyebut akan adanya tsunami di Kupang, NTT adalah informasi salah atau hoaks.

"Info yang mengatakan akan adanya tsunami di NTT itu adalah hoaks. BMKG tidak pernah mengatakan akan ada tsunami di NTT," ujar Andri saat dihubungi Kompas.com, Kamis, (8/4/2021).

Ia menegaskan, informasi yang valid adalah adanya gelombang tinggi yang diakibatkan oleh Siklon Tropis Seroja.

Dijelaskan bahwa fenomena yang terjadi, antara lain:

  • Tinggi gelombang 1,25 sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Selat Ombai, dan Perairan Utara Kupang-Rote.
  • Tinggi gelombang 2,5 sampai 4 meter berpeluang terjadi di Perairan selatan Kupang-Rote, dan Samudera Hindia selatan Kupang-Rote.
  • Tinggi gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu.

Terkair informasi hoaks yang telah menyebar di masyarakat, Andri menyampaikan, warga untuk tetap tenang dan tidak panik.

"Memang terjadi gelombang tinggi akibat adanya siklon Seroja tersebut, namun efeknya tidak seperti tsunami, tidak ke darat dan merusak seperti tsunami, hanya terjadi di laut lepas," ujar Andri.

"Diimbau bagi nelayan tidak melaut dulu, dan menunda perjalanan menggunakan transportasi laut di sekitar perairan NTT," lanjut dia.

Mengenai cuaca yang melanda di NTT, Andri menegaskan bahwa efek siklon Seroja sendiri mulai 8 April sudah mereda, dan siklon sudah mulai menjauh dari perairan Indonesia/NTT.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, informasi soal adanya tsunami di Kupang, NTT adalah informasi keliru atau hoaks.

Faktanya, BMKG tidak pernah mengatakan akan ada tsunami di NTT.

Adapun informasi yang benar yakni adanya gelombang tinggi yang diakibatkan oleh Siklon Tropis Seroja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Tren
Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Pidato Prabowo Usai Ditetapkan Menjadi Presiden Terpilih 2024-2029

Tren
Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Kapan Prabowo-Gibran Dilantik?

Tren
Kepada Anies dan Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda

Kepada Anies dan Muhaimin, Prabowo: Saya Pernah di Posisi Anda

Tren
Mengenal Hutan Hujan dan Mengapa Keberadaannya Sangat Penting bagi Masyarakat Global

Mengenal Hutan Hujan dan Mengapa Keberadaannya Sangat Penting bagi Masyarakat Global

Tren
Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Rekrutmen Bersama BUMN 2024, Peserta Hanya Bisa Unduh Safe Exam Browser via Laptop

Tren
Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Jejak Prabowo di Pilpres, Akhirnya Jadi Presiden Usai 3 Kali Kalah

Tren
Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Wacana Iuran Pariwisata Melalui Tiket Penerbangan, Akankah Tarif Pesawat Akan Naik?

Tren
Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih

Tren
Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Sejarah Olimpiade yang Saat Ini Jadi Kompetisi Olahraga Terbesar di Dunia

Tren
Viral, Video Perempuan Paksa Minta Uang ke Warga, Ini Kata Sosiolog

Viral, Video Perempuan Paksa Minta Uang ke Warga, Ini Kata Sosiolog

Tren
Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Terjerat Kasus Narkoba

Profil Chandrika Chika, Selebgram yang Terjerat Kasus Narkoba

Tren
Siomai dan Pempek Jadi Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia 2024

Siomai dan Pempek Jadi Jajanan Kaki Lima Terbaik Dunia 2024

Tren
Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Mengenal Apa Itu Lemak, Berikut Manfaat dan Pengaruh Negatifnya

Tren
Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com