KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Kedeputian Bidang Logistik dan Peralatan mengirimkan bantuan untuk warga terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bantuan dibawa bersama rombongan Kepala BNPB Doni Monardo, yang bertolak ke Flores Timur pada Senin (5/4/2021) pagi.
"Bersama dengan pesawat juga ada barang-barang logistik yang dibutuhkan, seperti selimut, makanan siap saji, hingga obat-obatan," kata Doni, dikutip dari siaran pers BNPB, Senin (5/4/2021).
Baca juga: #PrayForNTT, Bagaimana Situasi Banjir Bandang di NTT?
Adapun rincian jenis bantuan yang dikirimkan adalah sebagai berikut:
Beberapa sisa bantuan yang tidak dapat tertampung dikirim secara bertahap pada hari yang sama menggunakan ekspedisi udara.
BNPB melalui Kedeputian Bidang Logistik dan Peralatan mengirimkan bantuan guna meringankan beban warga terdampak bencana banjir bandang dan longsor di Kab. Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang terjadi pada Minggu (4/4) pukul 01.00 WITA.
Selengkapnya: https://t.co/YG51oH01Gp pic.twitter.com/NHHeI4d5Xj
— BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) April 5, 2021
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menyampaikan, bencana banjir bandang yang terjadi di Flores Timur telah menyebabkan sebanyak 44 orang meninggal dunia, 26 orang hilang, dan 9 orang luka-luka.
Selain itu, 80 KK juga turut terdampak dan 256 jiwa mengungsi di Balai Desa Nelemawangi, Flores Timur.
"Data mengenai para korban dan masyarakat terdampak masih dapat berubah mengikuti perkembangan di lapangan," kata Raditya.
Baca juga: BMKG: Siklon Tropis Seroja Bisa Picu Gelombang Setinggi 6 Meter di Perairan Selatan NTT
Selain korban jiwa, Raditya menyebutkan, kerugian materiil yang dilaporkan meliputi 17 unit rumah hanyut, 60 unit rumah terendam lumpur, dan 5 jembatan putus.
Puluhan rumah di Kecamatan Adonara Barat juga dilaporkan terendam banjir, sedangkan ruas jalan Waiwadan-Danibao dan Numindanibao terputus di empat titik.
"Hingga hari ini, kendala yang dihadapi adalah akses transportasi menuju titik lokasi kejadian hanya dapat dicapai menggunakan moda penyeberangan laut ke Pulau Adonara," ujar Raditya.
"Jaringan komunikasi dan internet dilaporkan juga tidak stabil sehingga menyulitkan tim lapangan dalam pelaporan kondisi terkini," kata dia.
Raditya mengatakan, proses evakuasi korban yang tertimbun lumpur juga masih terkendala karena medan dan faktor lain di lapangan.
Baca juga: Banjir NTT: Update Korban Jiwa dan Wilayah yang Paling Terdampak
Banjir bandang dan tanah longsor akibat hujan deras pada Minggu (4/4/2021) pukul 01.00 WITA melanda sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bencana tersebut mengakibatkan puluhan orang tewas serta kerusakan pada pemukiman warga.
Musibah tersebut mengundang rasa simpati dari seluruh masyarakat Indonesia.
Di media sosial Twitter, warganet menyampaikan simpati mereka atas terjadinya musibah di NTT dan harapan agar bantuan segera dikirimkan.
Simpati itu disampaikan melalui unggahan dengan menggunakan tagar #prayforNTT.
Sementara itu, melalui akun Twitter resmi @jokowi, Presiden Joko Widodo atas nama pribadi dan rakyat Indonesia, menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban meninggal dunia dalam musibah tersebut.
Saya telah mendapatkan laporan dari Kepala BNPB tentang adanya bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
— Joko Widodo (@jokowi) April 5, 2021
Atas nama pribadi dan rakyat Indonesia, saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas korban meninggal dunia dalam musibah tersebut. pic.twitter.com/HNYvx9KpWk
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Saya telah memerintahkan Kepala BNPB, Kepala BASARNAS, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, Menteri PUPR, Panglima TNI dan Kapolri untuk segera melakukan evakuasi dan menangani korban bencana di lapangan. Selain itu, segera melaksanakan penanganan dampak bencana yang diperlukan.
— Joko Widodo (@jokowi) April 5, 2021