Namun, upaya penyelamatan itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada seorang pembajak yang ikut tiarap bersama para penumpang. Dia membawa granat dan kemudian melemparkannya setelah pinnya ditarik.
Untungnya, gramat itu tidak meledak dan berhasil diamankan oleh pasukan komando. Pembajak yang melempar granat itu pun ditembak mati saat berusaha melarikan diri lewat pintu depan.
Fahrizal, salah seorang pembajak yang duduk di dekat pramugari, sempat melepas tembakan ke arah pasukan komando, namun untung saja tak tepat sasaran. Ia akhirnya bunuh diri dengan menembak keningnya sendiri.
Sementara itu, dua pembajak lainnya sempat berupaya kabur dari pesawat, namun mereka ditembak mati.
Baca juga: Mengenal Black Box, Informan Kunci Penyebab Kecelakaan Pesawat
Keterangan resmi pemerintah mengungkap semua nama pembajak yang tewas.
Namun, diketahui bahwa pimpinan pembajak adalah Imran bin Mubammad Zein. Ia berhasil ditangkap dan kemudian dihukum mati pada 28 Maret 1983.
Pemerintah juga menyebutkan pilot dan seorang pasukan komando mengalami luka-luka akibat terkena tembakan dari pembajak.
Selang beberapa hari, pilot bernama Kapten Herman Rante dan anggota pasukan bernama Achmad Kirang menjadi korban tewas dalam operasi tersebut.
Keduanya menderita luka tembak, dan gagal diselamatkan meski sudah dibawa ke rumah sakit.
Baca juga: Dirgahayu Ke-68 Kopassus, Berikut Sejarah Panjang Korps Baret Merah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.