El-Saadawi bekerja sebagai profesor tamu di Duke University, di AS, antara 1993 dan 1994 dan mengepalai Program Wanita di UN-ECWA, di Beirut.
Pada Juni 2001 El Saadawi didakwa oleh pengadilan Mesir atas tuduhan ajaran sesat di Kairo.
Seorang pengacara Mesir, Nabil al-Wahsh, mengajukan pengaduan terhadapnya karena dianggap tidak menghormati agama.
Tak menemukan bukti kuat, pengadilan urusan sipil Kairo pun membebaskannya pada 30 Juli 2001 dan membatalkan semua dakwaan terhadapnya.
El Saadawi sempat kembali ke Mesir, negara yang dicintainya pada 1996. Kepulangannya langsung menimbulkan keributan.
Ia sempat mencalonkan diri untuk menjadi presiden dalam pemilihan umum 2004. Ia bahkan berada di Lapangan Tahrir Kairo untuk melakukan pemberontakan tahun 2011 melawan Presiden Hosni Mubarak.
El Saadawi sangat vokal terhadap doktrin agama yang menegasikan hak perempuan, kolonialisme, dan kemunafikan 'barat'.
Tak hanya Islam, yang jadi agama mayoritas warga di Mesir, ia bahkan mengkritik semua agama.
Atas karya dan pemikirannya, El Saadawi menerima banyak gelar kehormatan dari universitas di seluruh dunia.
Pada 2020, majalah Time menobatkannya sebagai salah satu dari 100 Women of the Year dan mendedikasikan sampul depan untuknya.
Earlier this year I was commissioned to paint the brilliant Egyptian feminist Nawal El Saadawi for TIME Magazine for the 100 Women of the Year project. Here are a few in progress shots.
Nawal El Saadawi, 2020, 100 x 80 cm, Available (please DM) #nawalelsaadawi #time #portrait pic.twitter.com/XB93TtivVT
— sarah jane moon (@sarahjane_moon) May 26, 2020
El Saadawi kerap mengkritik kelompok feminis yang memisahkan antara kesetaraan perempuan dengan kapitalisme.
"Mereka tidak menyadari hubungan antara pembebasan perempuan di satu sisi dan ekonomi dan negara di sisi lain. Banyak yang menganggap hanya patriarki sebagai musuh mereka dan mengabaikan kapitalisme korporat," kata Saadawi.
Di akhir kehidupannya, El Saadawi menghabiskan tahun-tahunnya di Kairo bersama dengan putra dan putrinya.
Selamat jalan dan terima kasih Nawal El Saadawi!
Baca juga: Profil Irene Sukandar, Grand Master Indonesia yang Akan Hadapi Dadang Dewa Kipas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.