Diperkirakan, pada 2050, akan ada 5,7 miliar orang yang tinggal di daerah kekurangan air, sedikitnya selama satu bulan dalam setahun.
Cuaca ekstrem telah menyebabkan lebih dari 90 persen bencana besar satu dekade terakhir. Diperkirakan pada 2040, permintaan energi global diproyeksikan meningkat lebih dari 25 persen dan permintaan air diperkirakan meningkat lebih dari 50 persen.
Jika kita membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, maka dapat mengurangi tekanan kebutuhan air akibat iklim hingga 50 persen.
Menjaga pasokan air bersih sangat penting. Hal ini juga untuk menjaga sanitasi yang memadai. Sanitasi yang buruk jadi awal berbagai penyakit, seperti diare dan stunting.
Pasokan air dan sanitasi tahan iklim dapat menyelamatkan nyawa lebih dari 360.000 bayi setiap tahun.
Sekitarl 4,2 miliar orang atau sekitar 55 persen dari populasi di dunia tidak memiliki manajemen dan layanan sanitasi yang baik.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Roket Berbahan Bakar Cair Pertama Diluncurkan
Selama pandemi Covid-19, semua orang dianjurkan untuk selalu menggunakan masker, menjaga jarak, dan rajin cuci tangan.
Kebersihan tangan sangat penting untuk menahan penyebaran Covid-19, serta penyakit menular lainnya.
Akses air bersih otomatis menjadi kunci penting untuk mencegah penularan virus corona yang jadi penyebab Covid-19.
Akan tetapi, berdasarkan data dari PBB melalui Sustainable Development Goal 6, 40 persen orang dari populasi di dunia atau sekitar 3 miliar orang tidak memiliki fasilitas untuk mencuci tangan dengan air dan sabun.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: MacDonald House Dibom, 3 Orang Tewas, 35 Lainnya Luka-luka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.