Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Global 20 Maret 2021: Angka Kematian di Jawa Timur Tertinggi | Finlandia Tangguhkan Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Kompas.com - 20/03/2021, 09:35 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 masih terus berlangsung di ratusan negara dari berbagai penjuru dunia.

Bukan hanya virus corona versi lama yang merajalela dan belum sepenuhnya tertangani, kini beragam jenis mutasi baru juga ditemukan.

Dunia pun terus berjuang mengatasi ini semua demi pulihnya situasi dan kehidupan yang normal bisa kembali dijalankan.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Salah satu yang menjadi andalan adalah melakukan vaksinasi secepat mungkin dan seluas mungkin.

Kendati demikian, kapasitas produksi vaksin global masih terbatas, sehingga tidak mudah untuk mencapai target yang ditetapkan untuk bisa mencapai kekebalan imunitas dalam masyarakat.

Dan berikut ini adalah perkembangan pandemi Covid-19 juga penanganannya di sejumlah negara dunia:

1. Indonesia

Satgas Covid-19 melaporkan pada Jumat (19/3/2021) terdapat 6.279 kasus positif baru yang ditemukan.

Jumlah ini menjadikan Indonesia memiliki total kasus positif Covid-19 sebanyak 1.450.132 kasus.

Dari jumlah itu, 1.278.965 kasus berhasil sembuh, 39.339 kasus meninggal, dan sisanya masih dalam masa pemulihan.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Terdeteksi di 5 Provinsi, Mana Saja?

Untuk saat ini angka kematian tertinggi dilaporkan terjadi di Provinsi Jawa Timur dan Lampung. Angkanya lebih tinggi dari tingkat kematian akibat Covid-19 secara nasional.

Untuk itu, Ketua Satgas Covid-19, Doni Monardo mengarahkan agar dilakukan evaluasi penanganan pasien dan konsisten menjaga protokol kesehatan.

"Konsistensi ini penting agar apa yang telah kita lakukan tidak menjadi sia-sia dan kasus Covid-19 dapat dikendalikan dengan baik," kata Doni dalam siaran pers, Jumat (19/3/2021).

Baca juga: Termasuk B.1.1.7, Ini 3 Mutasi Baru Virus Corona yang Teridentifikasi

2. China

Melansir Channel News Asia (18/3/2021), China menemukan kasus infeksi Covid-19 transmisi lokal untuk pertama kalinya sejak 14 Februari 2021.

Hal ini disampaikan oleh otoritas kesehatan China terdeteksi pada seorang petugas kesehatan di Kota Xi'an, Provinsi Shaanxi barat laut.

Dia bekerja di sebuah rumah sakit di kota itu dan tugasnya adalah mengumpulkan sampel orang-orang yang menjalani karantina untuk dilakukan uji Covid-19.

Secara umum, China memang telah berhasil mengendalikan pandemi di wilayahnya.

Kebanyakan kasus yang saat ini ditemukan di negara itu adalah kasus yang terjadi pada para pendatang yang masuk.

Baca juga: Berikut Sederet Negara yang Kembali Berlakukan Lockdown akibat Lonjakan Kasus Covid-19

3. Amerika Serikat

Hingga saat ini, Anerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kasus infeksi Covid-19 tertinggi di dunia.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Anthony Fauci menyebut negaranya sepertinya harus melakukan vaksinasi Covid-19 termasuk pada anak-anak, demi mendapatkan kekebalan kelompok yang diharapkan.

Dikutip dari CNN (19/3/2021), hal itu perlu dilakukan agar mencapai target vaksinasi 70-85 persen populasi di negara itu.

Untuk mencapainya, anak-anak perlu dilibatkan. Anak-anak yang ia maksud adalah yang duduk di bangku pendidikan sekolah menengah.

"Kita tidak benar-benar tahu apa poin ajaib dari kekebalan kelompok itu, tetapi kita tahu jika kita mendapatkan vaksinasi pada populasi yang sangat banyak, kita akan berada dalam kondisi yang baik. Pada akhirnya kita harus memasukkan anak-anak ke dalam kelompok penerima itu," kata Fauci dalam dengar pendapat Komite Kesehatan, Pendidikan, Tenaga Kerja dan Pensiun Senat.

Baca juga: Obesitas, Covid-19, dan Meningkatnya Risiko Kematian...

4. Finlandia

Mengikuti langkah sejumlah negara Eropa lainnya, kini Finlandia turut menunda penggunaan vaksin AstraZeneca meskipun otoritas kesehatan Eropa (EMA) telah menyatakan vaksin tersebut aman dan efektif digunakan.

Mengutip Euro News (19/3/2021) alasan penangguhan ini sama dengan negara-negara sebelumnya, yakni dikarenakan adanya kasus pembekuan darah yang terjadi pada penerima vaksin.

Di Finlandia, ditemukan dua kasus pembekuan darah pada penerima AstraZeneca.

Pihak otoritas kesehatan setempat pun memutuskan untuk menunggu lebih banyak informasi yang menunjukkan mengapa pembekuan darah bisa terjadi dan menemukan alasan tepat di baliknya.

Baca juga: Ramai soal AstraZeneca, Bisakah Vaksin Sebabkan Penggumpalan Darah?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 17 Negara yang Tangguhkan Vaksin AstraZeneca

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com