Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Vaksin yang Digunakan untuk Vaksinasi Virus Corona di Indonesia

Kompas.com - 17/03/2021, 10:38 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

3. Sinopharm

Perusahaan farmasi milik pemerntah China, Sinopharm, mengumumkan bahwa vaksin virus corona buatan mereka diklaim 79,34 persen efektif melindungi dari infeksi Covid-19. 

Adapun angka 79 persen yang dilaporkan dari hasil uji klinis di China juga lebih rendah bila dibandingkan tingkat efektivitas 86 persen untuk vaksin Sinopharm yang menjalani uji klinis fase 3 di Uni Emirat Arab.

4. Moderna

Vaksin Moderna memakai teknologi terbaru berbasis versi sintesis molekul virus SARS-CoV-2 yang disebut "messenger RNA" atau disingkat mRNA.

Pada vaksin Moderna mengandung mRNA sintetis dengan kode struktur yang disebut "glikoprotein lonjakan stabil pra-fusi" virus.

Baca juga: Bio Farma: 20,2 Dosis Juta Vaksin Sinopharm dan Moderna Disiapkan untuk Vaksinasi Gotong Royong

Dalam kasus ini, mRNA bertugas menginstruksikan sel-sel di dalam tubuh untuk membuat bagian tertentu dari protein lonjakan virus.

Kemudian sistem kekebalan melihatnya, mengenalinya sebagai benda asing, dan bersiap untuk menyerang ketika infeksi yang sebenarnya terjadi.

5. Pfizer/BioNTech

Pfizer/BioNTech mengungkapkan bahwa tingkat efektivitas vaksin buatan mereka lebih dari 90 persen dalam mencegah Covid-19. 

Vaksin yang dikembangkan bersama BioNTech di Jerman ini terdiri dari instruksi molekuler, dalam bentuk mRNA.

Vaksin ini dikembangkan oleh ilmuwan dengan mengambil kode genetik virus yang menginformasikan apa yang harus dibuat pada sel-sel dan membungkusnya dalam lapisan lipid, sehingga bisa menembus sel-sel tubuh.

Baca juga: Perbandingan Efektivitas Vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca

Saat vaksin disuntikkan ke dalam tubuh manusia, maka vaksin tersebut akan memasuki sel-sel tubuh dan memerintahkan mereka untuk memproduksi protein spike virus corona.

Vaksin ini kemudian akan memicu sistem kekebalan untuk memproduksi antibodi dan mengaktifkan sel T untuk menghancurkan sel-sel yang terinfeksi.

6. Sinovac Biotech Ltd

Dikutip dari Kompas.com, (16/12/2020), vaksin Sinovac dibuat dengan menggunakan teknologi inactivated virus atau virus yang tidak aktif lagi.

Teknologi ini memungkinkan vaksin dikembangkan lebih cepat.

Dengan menggungkan inactived virus, pembuatannya banyak menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk dapat memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus, tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius.

Baca juga: Vaksin Corona Sinovac Tiba di Indonesia, Ini Perbandingan Harganya dengan Vaksin Lainnya

Selain itu, vaksin inactivated virus juga memungkinkan vaksin lebih mudah disimpan di lemari es dengan standar suhu 2-8 derajat Celsius dan dapat bertahan hingga tiga tahun.

(Sumber: Kompas.com/Nur Rohmi Aida, Dandy Bayu Bramasta, Jawahir Gustav Rizal, Ellyvon Pranita | Editor: Jihad Akbar, Sari Hardiyanto, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Bestara Kumala Dewi )

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Dokter Ingatkan Kerokan pada Anak Bisa Berbahaya, Begini Alternatif Amannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com