Perusahaan farmasi milik pemerntah China, Sinopharm, mengumumkan bahwa vaksin virus corona buatan mereka diklaim 79,34 persen efektif melindungi dari infeksi Covid-19.
Adapun angka 79 persen yang dilaporkan dari hasil uji klinis di China juga lebih rendah bila dibandingkan tingkat efektivitas 86 persen untuk vaksin Sinopharm yang menjalani uji klinis fase 3 di Uni Emirat Arab.
Vaksin Moderna memakai teknologi terbaru berbasis versi sintesis molekul virus SARS-CoV-2 yang disebut "messenger RNA" atau disingkat mRNA.
Pada vaksin Moderna mengandung mRNA sintetis dengan kode struktur yang disebut "glikoprotein lonjakan stabil pra-fusi" virus.
Baca juga: Bio Farma: 20,2 Dosis Juta Vaksin Sinopharm dan Moderna Disiapkan untuk Vaksinasi Gotong Royong
Dalam kasus ini, mRNA bertugas menginstruksikan sel-sel di dalam tubuh untuk membuat bagian tertentu dari protein lonjakan virus.
Kemudian sistem kekebalan melihatnya, mengenalinya sebagai benda asing, dan bersiap untuk menyerang ketika infeksi yang sebenarnya terjadi.
Pfizer/BioNTech mengungkapkan bahwa tingkat efektivitas vaksin buatan mereka lebih dari 90 persen dalam mencegah Covid-19.
Vaksin yang dikembangkan bersama BioNTech di Jerman ini terdiri dari instruksi molekuler, dalam bentuk mRNA.
Vaksin ini dikembangkan oleh ilmuwan dengan mengambil kode genetik virus yang menginformasikan apa yang harus dibuat pada sel-sel dan membungkusnya dalam lapisan lipid, sehingga bisa menembus sel-sel tubuh.
Baca juga: Perbandingan Efektivitas Vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca
Saat vaksin disuntikkan ke dalam tubuh manusia, maka vaksin tersebut akan memasuki sel-sel tubuh dan memerintahkan mereka untuk memproduksi protein spike virus corona.
Vaksin ini kemudian akan memicu sistem kekebalan untuk memproduksi antibodi dan mengaktifkan sel T untuk menghancurkan sel-sel yang terinfeksi.
Dikutip dari Kompas.com, (16/12/2020), vaksin Sinovac dibuat dengan menggunakan teknologi inactivated virus atau virus yang tidak aktif lagi.
Teknologi ini memungkinkan vaksin dikembangkan lebih cepat.
Dengan menggungkan inactived virus, pembuatannya banyak menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk dapat memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus, tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius.
Baca juga: Vaksin Corona Sinovac Tiba di Indonesia, Ini Perbandingan Harganya dengan Vaksin Lainnya
Selain itu, vaksin inactivated virus juga memungkinkan vaksin lebih mudah disimpan di lemari es dengan standar suhu 2-8 derajat Celsius dan dapat bertahan hingga tiga tahun.
(Sumber: Kompas.com/Nur Rohmi Aida, Dandy Bayu Bramasta, Jawahir Gustav Rizal, Ellyvon Pranita | Editor: Jihad Akbar, Sari Hardiyanto, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Bestara Kumala Dewi )
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.