Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trending IPK 1,77, Apa Kaitannya dengan Peluang Kerja?

Kompas.com - 27/02/2021, 09:45 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di media sosial Twitter, Jumat (26/2/2021) ramai memperbincangkan kesempatan kerja dan indeks prestasi komulatif (IPK) 1,77.

Keramaian ini bermula dari warganet yang mengaku memiliki IPK 1,77 tetapi berhasil mendapatkan sejumlah posisi mentereng di berbagai perusahaan.

Warganet kemudian membandingkan IPK tinggi dan rendah pada peluang kerja, sampai mempertanyakan kelulusan mahasiswa denga IPK 1,77.

Bahasan pun menjadi saling berbagi nilai IPK dan pekerjaan yang didapatkan saat ini.

Bahkan, #IPK1,77 menjadi trending hingga Jumat malam pukul 22.30 WIB dengan lebih dari 26.000 twit membahas soal ini.

Sebenarnya, seberapa besar pengaruh angka IPK terhadap peluang seseorang di dunia kerja?

Psikolog Career Coach & Chief of Talent Management Division PT. Engineering Career Center Ria Aprilia, M.Psi., menjelaskan kaitan antara jumlah IPK dan peluang kerja.

Baca juga: Heboh Warganet Indonesia Disebut Paling Tidak Sopan Se-Asia Tenggara

Tidak sekadar angka

Jika dilihat sekilas, IPK 1,77 kemungkinan besar tidak lulus, karena tidak dapat mengajukan skripsi atau dinyatakan lulus oleh sistem perkuliahan.

"Berarti kalau kita rata-rata itu kan isinya D sama E ya, jelas tidak lulus. Kalau kita memandang kampus sebagai 'produsen aset SDM' mestinya tidak lolos quality control," kata Ria, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (26/2/2021).

Akan tetapi, Ria menekankan, persoalan IPK dan peluang kerja, tidak hanya dilihat melalui angka yang tertera.

"Jangan sampai kita lihat IPK sekadar angkanya saja, tetapi di balik itu apa yang terjadi," kata dia.

Menurut dia, ada beberapa perusahaan yang lebih fokus pada skill atau kemampuan yang dimiliki pelamar. Mereka sudah tidak menentukan rekrutmen berdasarkan latar belakang pendidikan, bahkan angka IPK.

"Memang yang namanya IPK sekarang lumayan dilihat ya, walaupun enggak semua perusahaan. Kembali lagi setiap perusahaan mempunyai standard masing-masing, kebijakan masing-masing," kata Ria.

Soft skill

Meski ada beberapa perusahaan yang tidak melihat latar belakang pendidikan dan IPK, sejauh ini, mayoritas masih menggunakan IPK sebagai acuan.

"Cuma memang kalau kita lihat majority-nya, secara majority memang ada batasan minimal IPK. Ada yang 3 ada yang 3,5," kata Ria.

Ia menjelaskan, tidak ada yang menjamin IPK 1,77 akan bertahan atau tidak. Ada satu faktor yang jadi penentu, yaitu soft skill.

Soft skill yang dimaksud Ria, yaitu kemampuan, agile (ketangkasan), kemampuan memecahkan masalah, adaptasi, dan kolaborasi di lingkungan kerja.

Baca juga: Viral Tolak Gaji Rp 8 Juta, Ini yang Harus Diperhatikan Fresh Graduate

Jika seseorang lulus dengan masa kuliah lama atau IPK kecil, tetapi memiliki kegiatan di luar kampus yang mempuni, maka jadi pertimbangan oleh perusahaan.

Orang itu bisa saja kurang fokus kuliah karena mengerjakan proyek tertentu, mengikuti pelatihan, menambah pengalaman, atau menyusun portopolio. Hal ini dapat jadi pertimbangan.

Ria mengamati, sektor kerja yang menerima kualifikasi semacam ini, misalnya perusahaan start up. Masih banyak perusahaan start up yang melihat skill.

Lain cerita jika IPK 1,77 didapat karena disiplin diri yang buruk. Perusahaan akan menilai bahwa pelamar tidak memiliki tanggung jawab terhadap komitmen.

"Kalau 1,77 didapat karena self discipline-nya kurang bagus, gak kuliah dan sebagainya, perusahaan yang melihat menjadi sebelah mata. Menunjukkan tidak adanya tanggung jawab terhadap komitmen perkuliahan," kata dia. 

Selain nilai akademis, penting untuk mahasiswa memiliki kemampuan dan pengalaman.

Ria menjelaskan, nihilnya pengalaman dapat menjadi penghambat keterserapan seseorang dalam dunia kerja.

Baca juga: Lowongan Pekerjaan BUMN Telkom untuk Fresh Graduate, Simak Infonya

Program Merdeka Belajar

Dalam meningkatkan skill dan pengalaman, Ria mengingatkan, program Merdeka Belajar telah mencanangkan 8 bentuk kegiatan.

"Kebijakan kampus Merdeka Belajar mulai digaungkan ya, karena kan memang akan banyak fokus pada kegiatan-kegiatan mahasiswa yang mendukung kulitas lulusannya," kata dia.

Delapan bentuk kegiatan pembelajaran di luar program studi, berdasarkan Permendikbud No 3 Tahun 2020 Pasal 15 ayat (1) dapat dilakukan di dalam program studi dan di luar program studi, meliputi:

1. Pertukaran pelajar

Pertukaran pelajar antar prodi pada kampus yang sama. Pertukaran pelajar dalam prodi yang sama pada kampus yang berbeda. Pertukaran pelajar antar prodi pada kampus yang berbeda.

2. Magang atau praktik kerja

Program ini dapat dilaksanakan selama 1-2 semester sehingga memberikan pengalaman yang cukup kepada mahasiswa, pembelajaran langsung di tempat kerja (experiential learning). Magang yang berjalan selama satu semester wajib mendapatkan minimum 20 SKS (tidak boleh kurang, tapi boleh lebih banyak).

3. Asistensi mengajar di satuan pendidikan

Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang memiliki minat dalam bidang pendidikan untuk turut serta mengakarkan dan memperdalam ilmunya dengan cara menjadi guru di satuan pendidikan. Program ini dilakukan oleh mahasiswa di satuan pendidikan seperti sekolah dasar, menengah, maupun atas. Sekolah tempat praktek mengajar dapat berada di lokasi kota maupun di daerah terpencil.

4. Penelitian atau riset

Bagi mahasiswa yang memiliki passion menjadi peneliti, Merdeka Belajar dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan penelitian di lembaga riset/pusat studi.

5. Proyek kemanusiaan

Keterlibatan mahasiswa selama ini umumnya bersifat voluntary dan hanya berjangka pendek. Namun pada program ini dirancang bersama organisasi resmi untuk dapat diberikan penilaian SKS oleh perguruan tinggi. Sekali program ini maksimal 1 semester dan dapat mengambil lagi pada semester lainnya.

6. Kegiatan wirausaha

Kebijakan Kampus Merdeka mendorong pengembangan minat wirausaha mahasiswa dengan program kegiatan belajar yang sesuai. Program ini dapat disusun pada tingkat perguruan tinggi, dengan menyusun silabus kegiatan wirausaha yang dapat memenuhi 20 SKS/semester atau 40 SKS/tahun.

7. Studi/proyek independen

Ini dijalankan untuk menjadi pelengkap dari kurikulum yang sudah diambil oleh mahasiswa. Perguruan tinggi atau fakultas juga dapat menjadikan studi independen untuk melengkapi topik yang tidak termasuk dalam jadwal perkuliahan, tetapi masih tersedia dalam silabus program studi atau fakultas.

8. Membangun desa atau kuliah kerja nyata tematik (KKNT)

KKNT merupakan suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat di luar kampus. Melalui kampus merdeka program ini memiliki pengakuan kredit yang setara 6-12 bulan atau 20-40 SKS. Pelaksanaan KKNT dilakukan untuk mendukung kerja sama bersama Kementerian Desa PDTT serta Kementerian atau stakeholder lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Tren
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Tren
Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Tren
Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Tren
Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com