Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Penyebab Microsoft Sebut Warganet Indonesia Tidak Sopan Se-Asia Tenggara

Kompas.com - 27/02/2021, 09:31 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang komputer di AS, Microsoft, melaporkan hasil studi tahunannya, "Civility, Safety, and Interactions Online 2020".

Hasil ini dirilis bersamaan dengan temuan dari Digital Civility Index (DCI) 2020.

Adapun studi ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesopanan digital dari pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya.

Baca juga: Heboh Warganet Indonesia Disebut Paling Tidak Sopan Se-Asia Tenggara

Mencakup 9 wilayah Asia-Pasifik

Mengutip Kompas.com (26/2/2021), studi ini dilakukan dengan metode survei yang melibatkan 16.000 responden di 32 wilayah.

Survei tersebut mencakup responden remaja sampai orang dewasa tentang interaksi online mereka dan pengalaman mereka menghadapi risiko online.

Adapun pelaksanaan survei ini berlangsung sejak April hingga Mei 2020.

Baca juga: Deretan Perusahaan yang Boikot Iklan di Facebook, dari Ford, Unilever hingga Microsoft

Disebutkan bahwa riset ini mencakup 9 wilayah Asia-Pasifik (APAC), yaitu Australia, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.

Terkait topik kesopanan digital, Regional Digital Safety Lead, Asia-Pasifik, Microsoft, Liz Thomas menyampaikan, kesopanan digital dinilai sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong interaksi online yang positif.

Hal ini juga didukung situasi pandemi yang memungkinkan masyarakat lebih sering mengakses inetrnet.

"Melalui peringatan Safer Internet Day ini, kami diingatkan bahwa pemerintah, organisasi, dan individu memiliki peran dalam membantu menjadikan internet tempat yang lebih baik untuk bekerja dan bermain," ujar Thomas.

Baca juga: Microsoft Izinkan Karyawannya Bekerja dari Rumah secara Permanen

Negara paling tidak sopan se-Asia Tenggara

Dalam studi tersebut, DCI mematok skor untuk mengetahui kadar kesopanan warganet dari segi usia dan wilayahnya.

Semakin tinggi skor DCI, maka semakin buruk tingkat kesopananya.

Secara global, remaja berusia 13-16 tahun memiliki skor DCI sebanyak 63, sedangkan orang dewasa memiliki skor 72.

Baca juga: Trending MyTelkomsel Error, Berikut Penjelasan serta Cara Beli Pulsa dan Internet Telkomsel...

Berikut rincian skor untuk masing-masing negara di Asia Pasifik terkait kesopanan warganet:

  • Singapura, dengan skor DCI sebesar 59 poin
  • Malaysia, dengan skor DCI sebesar 63 poin
  • Filipina, dengan skor DCI sebesar 66 poin
  • Thailand, dengan skor DCI sebesar 69 poin
  • Vietnam, dengan skor DCI sebesar 72 poin,
  • Indonesia, dengan skor DCI sebesar 76 poin.

Perlu diketahui, Microsoft tidak memaparkan laporan DCI untuk negara Asia Tenggara lainnya.

Namun, mereka mengungkapkan bahwa warganet Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara.

Baca juga: Melihat Cara Singapura Mengatasi Wabah DBD...

Penyebab risiko kesopanan

Dilansir dari Kompas.com (25/2/2021), ada tiga faktor yang berpengaruh pada risiko kesopanan di Indonesia.

Pertama adalah hoaks dan penipuan.

Pada faktor ini paling tinggi skornya dengan 47 persen.

Kedua, faktor ujaran kebencian berada pada 27 persen.

Ketiga, faktor diskriminasi sebesar 13 persen.

Baca juga: Warganet Ungkapkan Suhu Dingin di Twitter, Begini Analisis BMKG

Di sisi lain, sebanyak 4 dari 10 responden mengaku bahwa tingkat kesopanan warganet Indonesia semakin membaik.

Menurut mereka, hal itu didorong oleh rasa kebersamaan yang lebih besar dan saling tolong-menolong di media sosial.

Selain itu, nilai empati di Indonesia mengalami kenaikan 11 poin menjadi 59 persen.

Kemudian, berita di media menjadi kontributor kedua dengan persentase 54 persen.

Baca juga: Trending di Twitter, Berikut 5 Fakta soal Kasus Eiger

(Sumber: Kompas.com/Nabilla Tashandra, Wahyunanda Kusuma Pertiwi | Editor: Reska K. Nistanto)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com