KOMPAS.com – Gunung Merapi kembali meluncuran awan panas guguran sejauh 1.500 meter pada Jumat (26/2/2021) pagi.
Luncuran awan panas guguran tersebut dilaporkan mengarah ke arah barat daya.
“Terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 26 Februari 2021 pukul 04.39 WIB,” ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (26/2/2021).
Informasi tersebut juga disampaikan melalui akun media sosial Twitter BPPTKG.
Baca juga: Penjelasan Lengkap BPPTKG soal Kondisi Merapi dan Link CCTV untuk Memantaunya
Terjadi awan panas guguran di Gunung #Merapi tgl 26 Februari 2021pkl 04.39 WIB, tercatat di seismogram dgn amplitudo 55mm,durasi 130dtk,tinggi kolom tdk teramati krn visual G.Merapi berkabut, estimasi jarak luncur -+1500 m ke arah Barat Daya #MerapiSiaga sejak 5 November 2020 pic.twitter.com/9uqIosn3Zg
— BPPTKG (@BPPTKG) February 25, 2021
Hanik mengatakan data yang tercatat di seismogram, awan panas tersebut meluncur dengan amplitudo 55 mm, dan durasi 130 detik.
“Tinggi kolom tidak teramati karena visual Gunung Merapi berkabut, estimasi jarak luncur kurang lebih 1500 m ke arah barat daya,” ujarnya.
Adapun berdasarkan pengamatan Jumat (26/2/2021) pukul 00.00 hingga 06.00, teramati visual merapi menunjukkan guguran lava pijar terjadi 6 kali dengan jarak luncur maksimal 1.500 ke arah barat daya.
Saat ini aktivitas Gunung Merapi masih berada pada Status Siaga sejak 5 November 2020.
Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Sejauh 1.500 Meter ke Barat Daya
Adapun sejumlah rekomendasi BPPTKG terkait kondisi Gunung Merapi adalah sebagai berikut:
Baca juga: Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Sejauh 1.500 Meter ke Barat Daya
Sebelumnya seperti dilaporkan Kompas.com Kamis (25/2/2021), Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran dengan estimasi jarak luncur sejauh 1.500 meter ke arah barat daya.
"Terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 25 Februari 2021 pukul 16.52 WIB," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam keterangan tertulis, Kamis (25/2/2021).
Berdasarkan BPPTKG, awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 37 mm, sedangkan untuk durasi tercatat 115 detik.