KOMPAS.com - Memasuki puncak musim hujan, sejumlah daerah di Indonesia mengalami musibah banjir.
Bagi masyarakat yang wilayahnya diterjang banjir, perlu mewaspadai sejumlah penyakit yang sering muncul saat banjir.
Sebab diketahui, air banjir sering membawa kotoran seperti sampah, air got, atau bahkan terkontaminasi kotoran dari septiktank.
Baca juga: Waspada, Ini Daftar Penyakit yang Rawan Menyerang di Musim Banjir
Apabila hal itu terjadi, tentu bisa menyebabkan kondisi bibit kuman penyakit mudah berkembang biak.
"Kondisi basah tidak nyaman bagi tubuh, sehingga dapat menurunkan kondisi tubuh dan daya tahan. Akibatnya banjir berpotensi meningkatkan penyebaran penyakit menular," ungkap dokter Mayapada Hospital Tangerang dr. Marlyn Cecilia Malonda, SpA.
Marlyn juga menjelaskan beberapa penyakit yang kerap muncul seusai terjadinya banjir, berikut di antaranya:
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menginfeksi manusia melalui kontak dengan air atau tanah yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir mata atau luka yang terbuka.
Bakteri ini bisa bertahan di dalam air selama 28 hari. Ini termasuk penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan.
"Kalau di Indonesia sumber penularan utama adalah tikus, melalui kotoran dan air kencingnya yang bercampur air banjir," jelas Marlyn.
Baca juga: Jebolnya Tanggul Sungai Citarum Sebabkan Banjir di 4 Desa di Bekasi
Infeksi pada mata bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang mudah menular, baik melalui kontak langsung maupun dengan barang yang sudah terkontaminasi.
Kondisi banjir akan memperparah tingkat sanitasi atau kebersihan barang-barang di rumah.
Sehingga apabila di rumah ada anak kecil, maka perlu diperhatikan kebersihan tangannya dan jangan sering menyentuh area wajah dan mata.
"Sebab bakteri yang ada di tangan bisa masuk ke mata dan menyebabkan infeksi," ungkap dia.
Ini penyakit infeksi peradangan pada usus yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.
Gangguan saluran cerna menjadi sangat mudah menyebar akibat kebersihan yang buruk saat banjir, sehingga rawan mengontaminasi makanan anak-anak.
Kuman masuk melalui mulut, ke lambung, terus ke usus halus melalui makanan. Di usus halus bakteri akan memperbanyak diri dan masuk ke aliran darah, sehingga menyebabkan demam tinggi.
"Jadi jika si anak ada luka, kemudian bermain banjir atau berendam air banjir yang sudah bercampur dengan kotoran tikus yang mengandung bakteri leptospira, bisa saja berpotensi terinfeksi dan jatuh sakit," kata Marlyn.
Baca juga: Banjir, Kereta Api Jarak Jauh dari Stasiun Senen dan Gambir Dibatalkan, Cek Jadwalnya
Infeksi saluran pernapasan akut, disebabkan bakteri, virus, atau mikroba lainnya. Bisa disertai batuk demam, ada juga pilek disertai sesak napas.
Diare, sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu. Pada saat banjir tentu sumber air minum mengalami kontaminasi, khususnya sumber sumur.
Bentuk penyakit lainnya berupa penyakit kulit, bisa berupa infeksi, alergi, atau bentuk yang lain.
Baca juga: LIPI Ikut Kembangkan Vaksin Covid-19, Ini Progres dan Cara Kerjanya
"Jadi sangat-sangat tidak dianjurkan pada anak-anak untuk bermain di genangan air banjir," jelas Marlyn.
Baca juga: Lowongan Pekerjaan BUMN Telkom untuk Fresh Graduate, Simak Infonya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.