Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Beberapa Wilayah, Ini Catatan untuk Pemerintah

Kompas.com - 22/02/2021, 10:37 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bencana banjir terjadi di berbagai wilayah Tanah Air, mulai dari DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Timur, dan beberapa wilayah yang lainnya.

Dari faktor alam, Indonesia kini tengah berada pada puncak musim hujan.

Dari faktor non-alam, organisasi lingkungan, Greenpeace, menilai, terjadinya bencana banjir tak lepas dari peran pemerintah pusat dalam mengambil kebijakan yang tak mempertimbangkan kelestarian lingkungan.

Kebijakan-kebijakan tersebut dianggap semakin memperparah kondisi perubahan iklim yang saat ini terus berlangsung dan menjadi ancaman besar bagi umat manusia, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia.

Hal ini disampaikan oleh Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Hindun Mulaika.

Ia mengatakan, secara makro, Indonesia belum melakukan langkah mitigasi perubahan iklim yang signifikan dan serius.

"Justru kami lihat program-program yang diprioritaskan pemerintah dengan dalih ekonomi, mengorbankan lingkungan, dan mencederai komitmen iklim," kata Hindun saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/2/2021).

Contohnya, kata dia, kebijakan pemerintah untuk memberikan diskon pajak 0 persen pada pembelian produk mobil baru.

"Negara lain memanfaatkan momentum pandemi dengan membenahi mobilitas yang sustainable and less carbon, Pemerintah Indonesia justru berusaha menambah lebih banyak mobil pribadi di jalanan yang menjadi penyebab utama polusi dan emisi," ujar dia.

Baca juga: Pajak Mobil Baru 0 Persen Berlaku 3 Bulan, Enam Bulan Berikutnya Didiskon

"Komitmen mitigasi perubahan iklim juga banyak dicederai oleh kebijakan-kebijakan pemerintah pusat dengan terus mendorong sektor industri ekstraktif tinggi karbon," lanjut Hindun.

Hindun menyebutkan, curah hujan dari tahun ke tahun terpantau mengalami peningkatan secara signifikan.

Hal ini akan terus berlanjut hingga waktu-waktu yang akan datang.

"Kita saat ini sedang berpacu dengan kondisi iklim ekstrim yang bertahun-tahun ke depan akan semakin buruk kondisinya. Kondisi cuaca ekstrim ini tidak didukung oleh daya tahan/daya dukung lingkungan yang baik," jelas dia.

Menurut dia, intensitas hujan akan terus bertambah tinggi. Di sisi lain, kemampuan lingkungan untuk menyerapnya  air hujan semakin menurun.

"Banjir Kalimantan, selain karena alih fungsi lahan yang menurunkan daya dukung lingkungan, tapi curah hujan tinggi tentu saja akan menjadi bencana serius pada saat ekosistem sekitar sudah rusak oleh tambang dan kelapa sawit," ujar Hindun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Cara Bikin Stiker Langsung dari Aplikasi WhatsApp, Cepat dan Mudah

Tren
Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Ramai soal Penumpang Mudik Motis Buka Pintu Kereta Saat Perjalanan, KAI Ingatkan Bahaya dan Sanksinya

Tren
Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Israel Membalas Serangan, Sistem Pertahanan Udara Iran Telah Diaktifkan

Tren
Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com