KOMPAS.com - Vaksinasi Covid-19 kemungkinan akan memunculkan reaksi, dari ringan hingga berat bagi para penerimanya.
Untuk vaksinasi Covid-19, apakah mungkin muncul reaksi anafilaktik?
Reaksi anafilaktik merupakan syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 5 Tahun 2014, reaksi anafilaksis merupakan sindrom klinis akibat reaksi imunologis (reaksi alergi) yang bersifat sistemik, cepat dan hebat.
Reaksi ini dapat menyebabkan gangguan respirasi, sirkulasi, pencernaan, dan kulit.
Reaksi anafilaktik tergolong dalam Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius, sehingga setiap kejadiannya harus segera dilaporkan secara berjenjang. Selanjutnya, diinvestigasi oleh petugas kesehatan penyelenggara imunisasi.
Syok anafilaktik membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat.
Baca juga: Reaksi yang Mungkin Terjadi Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Hampir Sama dengan Vaksin Lain
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, belum ada gejala anafilaktik yang dilaporkan.
"Belum ada. Semua gejala ringan. Kemerahan atau gatal-gatal," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/2/2021).
Reaksi anafilaktik kemungkinan terjadi pada penyuntikan vaksinasi skala besar. Namun, kejadiannya sangat jarang. Dari satu juta dosis, terjadi sebanyak satu atau dua kasus.
Biasanya, gejala anafilaktik dapat muncul dalam waktu kurang dari 30 menit setelah vaksinasi.
"(Gejala muncul) dalam kurang dari 30 menit dan biasanya langsung ya," kata dia.
Seseorang yang mengalami syok anafilaktik harus segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Oleh karena itu, fasilitas pelayanan kesehatan harus selalu siap mengantisipasi kemungkinan kejadian tersebut.
"Gejala berat KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) syok anafilaktik, kejang, pingsan, harus segera ke rumah sakit," ujar Nadia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.