KOMPAS.com - Ikan Kakatua jadi perbincangan warganet. Perbincangan soal ini muncul setelah sebuah unggahan menyebutkan bahwa ikan tersebut penting untuk menjaga ekosistem, sehingga tidak boleh dikonsumsi.
Keramaian bermula dari unggahan akun Twitter @ZOO_FESS. Hingga Senin (15/2/2021) pukul 14.30 WIB, unggahan ini sudah mendapat 24 ribu tanggapan dan 8,6 ribu retweet.
Ikan Kakatua itu PENTING!
— ZOO (@ZOO_FESS) February 13, 2021
Ikan kakatua adalah ikan yang sangat penting bagi ekosistem laut. Mereka memakan alga & terumbu karang yg sudah mati. Ikan ini menghabiskan 90% waktu mrka untuk mkn. Alga yg mereka ambil adalah alga yg menutupi terumbu karang, terumbu karang yg (cont) pic.twitter.com/JemYL9pHEC
Lantas, betulkah ikan Kakatua tidak boleh dikonsumsi dan apa pengaruhnya bagi ekosistem laut?
Baca juga: Daftar 20 Jenis Ikan Bersirip yang Dilindungi, dari Pari Sungai Tutul hingga Arwana Irian
Parrotfish atau ikan Kakatua tersebar di perairan Pasifik, termasuk Indonesia, Samudera Atlantik, dan Laut Mediterania.
Dalam jurnal Osena, mengenai Aspek Biologi Ikan Kakatua (Suku Scaridae), ikan ini digemari dan populer di restoran makanan laut.
Adapun ciri umum yang dapat dikenali dari ikan Kakatua, meliputi:
Sementara itu, mengenai apakah bisa dikonsumsi atau tidak, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Femmy D. Hukom tidak meyebutkan adanya pelarangan konsumsi ikan Kakatua.
Akan tetapi, Femmy mengingatkan pentingnya memerhatikan populasi ikan agar menjaga kelesatarian.
"Berkurangnya populasi ikan di perairan terjadi karena ikan yang tertangkap adalah ikan yang akan memijah atau yang belum memijah, sehingga diperlukan upaya pengelolaan dalam menjaga keberlangsungan kelestarian sumberdaya ikan," kata Femmy, saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/2/2021).
Baca juga: Kembali Diizinkan untuk Menangkap Ikan, Apa Itu Cantrang?
Ikan kakatua dalam kebiasaan makannya dikenal sebagai ikan Herbivora. Kelompok ikan ini memainkan peran penting dalam interaksi antara karang dan makroalgae.
Kelompok ikan herbivora berperan dalam resiliensi terumbu karang, karena mampu mengontrol atau membatasi perkembangan dan pertumbuhan komunitas alga yang kemudian memberikan ruang substrat penempelan bagi larva karang.
Oleh karena itu, Femmy sepakat bahwa ikan ini berperan penting dalam menjaga ekosistem.
"Oleh karena itu, kelompok ikan ini perlu menjadi perhatian dalam pengelolaan perikanan, karena perubahahn rezim herbivora dalam terumbu dapat berpengaruh nyata pada perubahan substrat karang," kata Femmy.
Kecuali itu, kelompok ikan ini menjadi pelaku bioerosi pada karang dan mampu menciptakan pergantian fase pertumbuhan antara karang dan makro alga.
"Hilangnya atau ketiadaan ikan herbivora pada satu ekosistem terumbu karang dapat menyebabkan pertumbuhan makroalga tak terkendali sehingga menekan tingkat pertumbuhan, rekruitmen dan kelangsungan hidup terumbu karang," kata Femmy, berdasarkan penelitian Trane P. Hughes pada 2007.