Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Black-footed Cat, Kucing Kecil yang Lebih Mematikan daripada Singa

Kompas.com - 13/02/2021, 19:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi banyak orang, kucing merupakan hewan yang menggemaskan dan lucu. Tak heran, mereka menjadi pilihan sebagai hewan peliharaan.

Namun, Anda mungkin berpikir ulang setelah mengetahui black-footed cat atau kucing berkaki hitam ini.

Black-footed cat merupakan kucing terkecil di Afrika dan lebih mematikan dibandingkan singa, macan tutul, atau harimau.

Berasal dari Afrika Selatan, dikutip dari Live Science 1 November 2018, black-footed memiliki wajah menawan, bertubuh cokelat muda, dan berbintik-bintik hitam.

Menurut data International Society for Endangered Cats (ISEC), ukurannya lebih kecil dari kucing rumahan, yaitu dengan panjang 36-52 sentimeter dan tinggi 20 sentimeter.

Angka itu memang tidak terdengar mengesankan jika dibandingkan dengan kucing besar yang masuk dalam predator paling menakutkan di dunia.

Akan tetapi, kemampuannya dalam berburu dan menjatuhkan mangsa dalam satu malam lebih baik daripada macan tutul dalam enam bulan.

Baca juga: Mengenal Rusty-spotted Cat, Kucing Terkecil di Dunia 

Teknik memangsa

Kucing tersebut menggunakan tiga teknik yang sangat berbeda untuk menangkap mangsanya.

Salah satunya, menggunakan pendekatan duduk dan menunggu di dekat hewan pengerat, bahkan hingga 2 jam tanpa bergerak sedikit pun.

Dalam satu malam, seekor kucing berkaki hitam ini bisa membunuh antara 10 dan 14 hewan pengerat atau burung kecil dengan rata-rata membunuh setiap 50 menit.

Tingkat keberhasilannya pun menakjubkan, yaitu 60 persen atau tiga kali lipat lebih sukses daripada singa yang hanya 20 hingga 25 persen.

"Jika Anda seekor kijang atau rusa kutub, kucing berkaki hitam sama sekali tidak mematikan," kata Kepala Konservasi di Panthera Luke Hunter.

"Tetapi tingkat keberhasilan itu menjadikan mereka kucing kecil paling mematikan di Bumi," lanjut dia.

Black-footed cat hanya mewakili satu spesies dalam keluarga kucing yang sangat beragam.

Banyak di antaranya sulit diamati di alam liar dan tidak dipahami dengan baik.

Mereka juga menghadapi ancaman serius dari hilangnya habitat dan kerusakan akibat aktivitas manusia.

"Saya yakin ini bukan malapetaka dan kesuraman," jelas Hunter.

"Tetapi jika kita tidak secara aktif melestarikan spesies ini, jika kita tidak bekerja untuk mengurangi ancaman tersebut, maka kita bisa kehilangan sebagian dari hewan ini," kata dia.

Baca juga: Mengapa Kucing Benci Naik Mobil?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Targetkan Serangan ke Palestina

Tren
Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Apa Itu Asuransi? Berikut Cara Kerja dan Manfaatnya

Tren
'Streaming' Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

"Streaming" Situs Ilegal Bisa Kena Retas, Curi Data, dan Isi Rekening

Tren
Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Kata Media Asing soal Penetapan Prabowo sebagai Presiden Terpilih, Menyoroti Niat Menyatukan Elite Politik

Tren
Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Jokowi Batal Hadiri Pemberian Satyalancana untuk Gibran dan Bobby, Ini Penyebabnya

Tren
Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Berapa Jarak Ideal Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com