KOMPAS.com - Epidemiolog Griffith University, Ducky Budiman, mengingatkan masyarakat untuk tetap di rumah pada libur panjang akhir pekan yang bertepatan dengan libur nasional Tahun Baru Imlek, Jumat (12/2/2021).
Berkaca dari sejumlah libur panjang sebelumnya, hal ini harus dilakukan agar tak terjadi lonjakan kasus Covid-19.
"Sudah sangat jelas dari beberapa kali, hampir lima kali libur panjang, ini bukan saatnya libur panjang. Diam di rumah untuk mencegah kasus ini semakin meningkat," kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/2/2021).
Ia juga mengingatkan sektor transportasi untuk tidak mengadakan program diskon penerbangan selama libur panjang akhir pekan ini.
"Imbauan ini bukan hanya imbauan, tetapi harus konsisten dengan juga regulasi di sektor transportasi. Tidak ada diskon penerbangan, tidak ada diskon tiket dan segala macam," ujar Dicky.
Baca juga: Libur Panjang, Hasil Tes Covid-19 Penumpang KA dan Darat Berlaku 1x24 Jam
Larangan bepergian yang dikeluarkan pemerintah bagi aparatur sipil negara (ASN), menurut dia, perlu diberlakukan pada seluruh lapisan masyarakat.
"Kalaupun beberapa waktu tadi disampaikan untuk pegawai ASN dan BUMN, ya terutama untuk masyarakat," ujarnya.
Dicky mengatakan, situasi kasus Covid-19 di Indonesia masih serius. Oleh karena itu, masyarakat perlu berbesar hati untuk menahan diri untuk tak berlibur ke luar rumah, apalagi luar daerah.
"Saat ini kita kan sudah di level 10.000 per hari sebetulnya, dan ini pun belum yang terdeteksi. Itu pun paling rendah. Artinya situasi kita ini begitu seriusnya dan berkaitan dengan itu, dalam kaitan libur panjang harus berbesar hati, legowo untuk tidak ada libur panjang," kata Dicky.
Imbauan agar masyarakat di rumah saja saat libur panjang kali ini juga sudah disampaikan sejumlah pihak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.