Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridho Rhoma dan Penjelasan Sosiolog soal Narkoba di Dunia Hiburan

Kompas.com - 08/02/2021, 20:40 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyanyi dangdut Ridho Rhoma kembali ditangkap polisi atas dugaan penyalahgunaan narkoba.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menuturkan, Ridho dinyatakan positif menggunakan amphitamine.

"Saya membenarkan saja dulu, positif amphitamine," kata Yusri Yunus kepada Kompas.com via pesan singkat, Minggu (7/2/2021).

Penangkapan ini merupakan kedua kalinya bagi Ridho Rhoma. Sebelumnya pada 2017 lalu ia juga ditangkap dengan kasus yang sama dan bebas pada 8 Januari 2020.

Baca juga: Ridho Rhoma Akui Pakai Narkoba Lagi Saat Berada di Bali

Mengapa sebagian publik figur sulit keluar dari ketergantungan obat terlarang?

Tuntutan harus selalu tampil bagus

Sosiolog Universitas Sebelas Marat (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono menjelaskan, seorang publik figur atau artis berada pada persimpangan kehidupan sosial yang seringkali mengandung kekuatan-kekuatan paksa.

Pertama, mereka berada pada persimpangan bisnis hiburan yang dituntut untuk selalu prima dan dalam performa yang bagus.

"Dalam bahasa sosiologinya, ia harus bisa memainkan peran panggung depan dan itu menuntut energi besar, seperti harus tampak tenang dan gembira," kata Drajat kepada Kompas.com, Senin (8/2/2021).

"Panggung-panggung belakang tentang kesedihan dan kesusahan itu harus disimpan di dalam," sambungnya.

Menurutnya, lingkungan seperti itu menuntut seseorang untuk selalu memiliki suasana yang dapat menjaganya agar tetap tampil bagus.

Baca juga: Fakta Penangkapan Ridho Rhoma, Kronologi dan Bukti 3 Butir Ekstasi

Perilaku bersenang-senang

Kedua, karena artis dekat dengan panggung hiburan, maka menjadi tempat orang bersenang-senang.

Sehingga hal itu memunculkan lintasan bisnis barang untuk memenuhi kondisi tersebut, seperti narkoba.

Jika seseorang sudah terjebak dalam bisnis itu, maka Drajat menilai akan sulit untuk melepasnya, baik karena kecanduan obat kimiawinya maupun kecanduan perilakunya.

"Jadi seumpama seseorang mengonsumsi ekstasi dan merasa bahagia, maka prilaku-prilaku seperti itu akan diminta lagi, diulang lagi. Itu kecanduan prilakunya," jelas dia.

Sayangnya, persimpangan inilah yang kemungkinan tidak dilatih dalam pusat rehabilitasi.

Menurut Drajat, pusat rehabilitasi merupakan institusi yang memiliki nilai dan norma, sehingga steril dari pengaruh luar.

Baca juga: Minta Maaf, Ridho Rhoma: Saya Gagal Berjuang Melawan Adiksi

Karena itu, orang-orang yang ada di dalamnya bisa mengikuti aturan dengan lebih fokus dan mudah.

"Tapi yang menjadi masalah adalah pusat rehabilitasi itu berada pada persimpangan di dalam kehidupan sosial yang sangat bernakeragam," ujarnya.

"Sehingga ketika orang keluar yang seperti memiliki kesegaran, semangat, harapan baru untuk menghadapi hal-hal itu, bisa kembali terjerumus karena tekanan yang kuat," lanjutnya.

Penegakan hukum

Selain itu, Drajat juga melihat bahwa penegakan hukum juga masih belum benar-benar bisa memberantas peredaran narkoba.

Karena itu menurutnya dibutuhkan kekuatan luar biasa, baik dari dalam diri maupun lingkungan untuk keluar dan menolak bisnis terlarang itu.

"Memang akan terlihat berat jika artis itu memiliki waktu tampil yang begitu padat, sehingga harus selalu tampil prima," tutupnya.

Baca juga: Ridho Rhoma: Saya Ingin Sembuh dari Narkoba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Dari Jakarta ke Penang, WNI Akhirnya Berhasil Obati Katarak di Korea

Tren
Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com