Dikutip dari Independent, (30/1/2021), para arkeolog memeriksa penggalian di situs Timna.
Wilayah ini merupakan distrik produksi tembaga kuno di Israel selatan.
Saat tiba di Timna, mereka menemukan sisa-sisa kain tenun, rumbai, dan serat wol yang diwarnai dengan warna ungu yang mewah.
Menurut mereka, warna ungu ini dihasilkan menggunakan kelenjar siput laut yang telah disaring.
Baca juga: Makam Kuno Berusia 2.500 Tahun dari Suku yang Hilang Ditemukan di China
Israeli Researchers Give Window into King David's Wardrobe With Rare Discovery of Ancient Purple Fabric#david #kingdavid #Archaeology #israel #israeli #research #reseachers #telaviv #fabric #textiles #bc #royality #royalpurple #ironage #Sukenik #copperhttps://t.co/AUStdXGLUv pic.twitter.com/rFDXbvS6sF
— TCT Network (@TCTTV) January 30, 2021
Dalam penelitian ang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, ungu sejati (argaman) dihasilkan dari kelenjar yang terletak di dekat rektum tiga spesies moluska yang berasal dari Laut Mediterania, melalui proses distilasi kompleks yang berlangsung selama beberapa hari.
Dr Sukenik mengungkapkan, pihaknya hanya menemukan limbah cangkang moluska dan pecahan tembikar dengan bercak pewarna yang membuktikan industri pewarna ungu di Zaman Besi.
"Saat ini, untuk pertama kalinya, kami memiliki bukti langsung dari kain yang diwarnai itu sendiri, yang diawetkan selama sekitar 3.000 tahun," ujar Dr. Sukeni.
Baca juga: Arkeolog China Temukan Pemandian Kuno Dinasti Tang Berusia 1.100 Tahun
Penggunaan warna ungu itu diterapkan pada kain di Levant Selatan selama Zaman Besi dirujuk dalam banyak teks Kristen dan Yahudi, termasuk dalam kaitannya dengan Kuil Sulaiman.
Namun, para ilmuwan sebelumnya tidak pernah menemukan bukti langsung dari industri terdahulu.
Mereka hanya menemukan sisa-sisa cangkang moluska dan jejak warna ungu pada pecahan tembikar.
Saat ini, para arkeolog tengah mencari istana Raja Daud.
Baca juga: Menilik Wuhan, Kota Kuno China yang Diisolasi karena Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.