Lalu, dalam perjalanan kereta api ke Pretoria, ia terlempar dari kompartemen kereta api kelas satu dan dipukuli oleh seorang pengemudi kereta kulit putih setelah menolak menyerahkan kursinya untuk penumpang Eropa.
Perjalanan kereta api itu menjadi titik balik bagi Gandhi, dan dia segera mulai mengembangkan dan mengajarkan konsep satyagraha (kebenaran dan ketegasan) atau perlawanan pasif, sebagai cara untuk tidak bekerja sama dengan pihak berwenang.
Dia mulai menjadi aktivis sebagai imigran India di Afrika Selatan pada 1906, yaitu setelah pemerintah Transvaal mengesahkan peraturan mengenai pendaftaran penduduk India.
Gandhi memimpin kampanye pembangkangan sipil yang berlangsung selama delapan tahun berikutnya.
Selama fase terakhirnya pada tahun 1913, ratusan orang India yang tinggal di Afrika Selatan, termasuk wanita, masuk penjara, dan ribuan penambang India yang mogok dipenjarakan, dicambuk, dan bahkan ditembak.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 83 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kereta Api Terparah di Australia
Akhirnya, di bawah tekanan dari Pemerintah Inggris dan India, Pemerintah Afrika Selatan bernegosiasi dengan Gandhi dan Jenderal Jan Christian Smuts.
Isi konsesinya mencakup pengakuan pernikahan India dan penghapusan pajak pemungutan suara yang ada untuk orang India.
Pada 1919, Gandhi meluncurkan kampanye perlawanan pasif yang terorganisir sebagai tanggapan atas pengesahan Undang-Undang Rowlatt oleh Parlemen, yang memberikan kekuasaan darurat kepada otoritas kolonial untuk menekan kegiatan subversif.
Pada 1920, dia menjadi sosok yang paling menonjol dalam gerakan kemerdekaan India.
Sebagai bagian dari kampanye non-kerja sama tanpa kekerasan untuk pemerintahan dalam negeri, Gandhi menekankan pentingnya kemerdekaan ekonomi bagi India.
Dia secara khusus menganjurkan pembuatan khaddar, atau kain tenunan sendiri, untuk menggantikan tekstil impor dari Inggris.
Perlawanan Gandhi tidak selalu berjalan mulus. Dia sempat ditangkap oleh otoritas Inggris pada Maret 1922 dan mengadili dia karena hasutan.
Dia dijatuhi hukuman enam tahun penjara tetapi dibebaskan pada tahun 1924 setelah menjalani operasi usus buntu.
Baca juga: Tak Disangka, Kacamata Mahatma Gandhi Laku Terjual Rp 5 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.