KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini merilis prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) untuk dampak banjir atau banjir bandang selama dua hari ke depan.
Tercatat ada enam daerah yang memiliki potensi dampak banjir dengan status siaga, yaitu:
Dalam data yang sama, BMKG juga memprediksi adanya hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai petir atau kilat selama sepekan ke depan di sejumlah daerah.
Baca juga: Puluhan Warga di Banten Tersambar Petir, Mengapa Hal Itu Bisa Terjadi?
Hal itu didasari atas analisis BMKG yang menunjukkan ketidakstabilan kondisi atmosfer dalam beberapa hari ke depan, sehingga dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
"Kondisi tersebut diperkuat oleh aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia," ujar Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (27/1/2021).
Selain itu, munculnya pusat tekanan rendah di Australia bagian utara mendorong terbentuknya belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia.
Baca juga: Banjir Kalsel, Meluasnya Lahan Sawit, dan Masifnya Pertambangan...
Berikut daerah yang berpotensi hujan lebat selama sepekan ke depan:
Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?
Hingga saat ini, BMKG telah mencatat sebagian besar wilayah Indonesia (94 persen dari 342 zona) telah memasuki musim hujan.
Hal tersebut juga telah diprediksi sejak Oktober 2020 lalu, bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2021 di sejumlah wilayah.
Karenanya, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem.
Misalnya, banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
BMKG juga selalu memperbarui informasi terkait cuaca melalui sejumlah layanan, seperti media sosial dan aplikasi Info BMKG.
Baca juga: Banjir di Indonesia, Benarkah karena Curah Hujan dan Cuaca Ekstrem?