KOMPAS.com - Sebuah meta analisis baru-baru ini menemukan bahwasanya makan-makanan yang digoreng berkaitan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaksuler temasuk serangan jantung dan stroke.
Analisis tersebut berasal dari sejumlah studi di mana 17 studi di antaranya terkait dengan peristiwa kardiovaskular utama.
Adapun 6 penelitian yang lain menyelidiki semua bentuk kematian.
Baca juga: Banyak Bersyukur Disebutkan Meningkatkan Kesehatan Jantung, Benarkah?
Hasilnya para penulis menemukan bahwa risiko kardiovaskular meningkat setiap tambahan porsi miingguan seberat 114 gram.
Analisis tersebut muncul dalam jurnal Heart sebagaimana diberitakan oleh Medical News Today.
Pada umumnya, pola makan orang barat cenderung olahan daging, lemak jenuh, gula rafinasi dan karbohidrat dengan buah, sayur, biji-bijian dan makanan laut yang sedikit.
Para peneliti kemudian menganalisis makanan yang digoreng dan melihat bagaimana makanan itu berdampak pada kesehatan jantung.
Baca juga: Menilai Kesehatan Jantung dengan Naik Turun Tangga...
Para peneliti berpendapat, makanan yang digoreng seperti yang dilapisi tepung mengandung kalori tinggi.
Makanan itu umumnya memiliki rasa enak dan cenderung membuat seseorang makan secara berlebih.
Adapun gorengan yang umumnya berasal dari makanan cepat saji, menurut para peneliti umumnya mengandung lemak trans.
Baca juga: Mengenal Penyakit Stroke, dari Gejala hingga Pencegahannya
Hal ini dapat berpengaruh pada peningkatan kadar lipoprotein densitas rendah atau adanya kolestrol jahat.
Serta bisa berdampak pada pengurangan tingkat lipoprotein densitas tinggi atau kolestrol baik.
Para peneliti juga menunjukkan makanan yang digoreng dapat meningkatkan produksi produk sampingan kimiawi yang bisa mempengaruhi respons peradangan tubuh.
Baca juga: Studi: Stroke Tingkatkan Risiko Kematian pada Pasien Covid-19
Cara penelitian