Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19 dan Ancaman Rabun Jauh pada Anak...

Kompas.com - 24/01/2021, 12:50 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penguncian akibat virus corona memaksa semua orang untuk lebih banyak tinggal di rumah.

Dengan adanya bekerja dari rumah dan sekolah daring, intensitas kita dalam menatap layar ponsel lebih sering selama pandemi.

Ini berarti bahwa mata kita terus-menerus terfokus pada obyek dalam jarak dekat dan semakin berkurang waktu untuk melihat ke kejauhan.

Baca juga: Masih PJJ, Kapan KBM Tatap Muka di Sekolah Bisa Dilangsungkan?

Studi terbaru dari Belanda dan China menunjukkan, pembatasan Covid-19 membuat jumlah penderita miopia atau rabun jarak jauh meningkat secara dramatis, seperti dikutip dari DW, Kamis (21/1/2021).

Data lebih dari 120.000 anak di China menampilkan anak-anak berusia antara enam dan delapan tahun memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk menderita miopia pada 2020 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pada kelompok usia ini, ketajaman visual bergeser 0,3 dioptri menjadi miopia.

Baca juga: Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia

Faktor

Penurunan pengelihatan yang drastis pada anak kecil ini sangat mengkhawatirkan, mengingat kondisi itu ditentukan sejak usia dini.

Begitu seseorang mengalami rabun jauh, mereka nantinya akan tetap seperti itu.

Dalam kebanyakan kasus, rabun jauh dimulai di sekolah dasar dan meningkat seiring dengan pertumbuhan anak. Semakin awal dimulai, semakin parah penyakit itu.

Jika bola mata tumbuh terlalu banyak antara usia enam dan 10 tahun, itu berarti anak lebih sulit melihat benda yang berada di kejauhan.

Rabun jauh yang parah juga meningkatkan risiko lepasnya retina, katarak akibat tekanan tinggi di dalam mata, atau bahkan kebutaan di kemudian hari.

Baca juga: Kenapa Mata Hewan Menyala Saat Malam Hari?

Pendidikan

Menurut the Brien Holden Vision Institute, lima miliar orang atau setengah dari populasi dunia akan mengalami rabun jauh pada pertengahan abad ini.

Di negara-negara industri, jumlah penderita rabun jauh meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir.

Bahkan ada korelasi langsung antara peningkatan kesempatan pendidikan dan penglihatan yang lebih buruk. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi risiko miopia.

Baca juga: Catat, Ini Fitur-fitur Baru WhatsApp pada 2021

"Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penggunaan PC, smartphone, dan tablet yang sangat awal dan intensif, dikombinasikan dengan jumlah waktu yang semakin singkat yang dihabiskan di luar ruangan pada siang hari," kata Direktur Departemen Ophthalmology di University of Munster Nicole Eter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com