Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Tinggi di Manado, Ini Pesan BMKG

Kompas.com - 18/01/2021, 10:53 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk selalu waspada ketika gelombang tinggi berlangsung bebarengan dengan fase pasang air laut.

"Karena masa pasang itu periodik, masyarakat (pesisir) pasti tahu, tentunya. Kalau sudah kelihatan air laut, sudah tinggi di bibir pantai, pasang, masyarakat sudah harus mengantisipasi, ini kalau ada gelombang pasti masuk (darat)," kata Eko.

Baca juga: Ombak Besar Terjang Pesisir Pantai Manado hingga ke Jalan, Ini Peringatan Dini BMKG

Cara tepat antisipasi gelombang tinggi

Menghadapi potensi terjadinya gelombang tinggi, Eko meminta masyarakat untuk tidak panik, karena gelombang tinggi bukan tsunami yang membahayakan.

Antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat persiapan di bidang ekonomi, bukan melakukan evakuasi jiwa dengan mengungsi.

"Tidak perlu (mengungsi), karena ini bukan tsunami. Tapi masyarakat perlu mengambil langkah antisipatif," sebut Eko.

Langkah antisipatif itu, misalnya, dengan melakukan panen di tambak atau perikanan darat lebih cepat, jika memang ada dan didirikan di wilayah pesisir.

Panen dini lebih baik dilakukan sebagai antisipasi jika gelombang tinggi masuk ke daratan dan menyapu area tambak sehingga ikan-ikan yang ada di dalamnya hanyut.

Selain itu, bisa juga diantisipasi dengan membangun tanggul. 

Contoh lain, bagi para petani garam, bisa segera memanen garamnya agar tak tersapu gelombang dan kristal-kristal garam kembali menjadi air.

Demikian pula pemilik atau pengelola gudang penyimpanan yang terletak di wilayah pesisir, persiapan yang sama bisa dilakukan.

"Kalau ada pergudangan di pesisir yang terdampak hal ini, harus lebih bisa mengantisipasi, pasti akan mengganggu pergudangan tersebut. Terutama dalam penyimpanan barang-barang yang tidak tahan air," ujr Eko.

Mereka yang harus lebih waspada terhadap gelombang tinggi adalah mereka yang bermukim di dekat pantai, terutama jika rumahnya terbuat dari bahan yang tidak permanen.

"Rumah-rumah yang membahayakan, yang mereka bangun di pesisir, ini bisa waspada, energi gelombangnya cukup tinggi bisa menghantam rumah mereka bahkan menggerus rumah mereka," kata Eko.

Eko kembali menekankan, gelombang tinggi memang tidak membahayakan, tetapi bisa mengganggu aktivitas karena air laut yang mencapai daratan bisa menggenangi jalanan sehingga menyebabkan kemacetan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Tren
Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Tren
Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Tren
Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Tren
Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Tren
Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com