Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Warna Matahari Pagi dan Sore Berbeda dengan Siang Hari?

Kompas.com - 17/01/2021, 19:37 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi kebanyakan orang, menjelang terbit dan tenggelamnya Matahari merupakan waktu yang paling banyak ditunggu untuk berfoto.

Semburat merah yang tergores di langit memang sayang untuk dilewatkan, khususnya ketika senja.

Istilah 'sobat senja' pun mulai muncul dan disematkan bagi para pemburu senja.

Namun, pernahkah Anda berpikir mengapa warna matahari pagi dan sore berbeda dengan siang hari?

Adalah atmosfer Bumi yang membuat perbedaan warna itu.

Selain menyediakan sumber daya penting yang menjamin kelangsungan hidup semua bentuk kehidupan di Bumi, atmosfer juga menyebabkan beberapa fenomena menarik.

Fenomena itu di antaranya, aliran angin, warna biru langit, dan warna matahari yang beragam pada waktu berbeda.

Baca juga: Benarkah Nyamuk Lebih Tertarik pada Orang dengan Golongan Darah O?

Pada hakikatnya, sinar matahari murni berwarna putih karena merupakan kombinasi dari ketujuh warna pelangi dan semuanya memiliki panjang gelombang yang berbeda.

Melansir Science ABC, Minggu (17/1/2021), ketika sinar matahari mencapai Bumi dan menghantam atmosfer, partikel yang ada pada atmosfer cenderung menyebarkan cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek, seperti biru dan ungu.

Partikel itu juga membiarkan warna dengan ukuran gelombang lebih panjang, seperti merah, kuning, dan oranye, untuk lewat.

Karena panjang gelombang yang lebih merah dari benda-benda angkasa (seperti matahari atau bulan) menembus lapisan atmosfer kita lebih baik daripada warna lain, maka matahari tampak merah jika dilihat dari dekat cakrawala.

Saat matahari terbit dan terbenam, sinar matahari harus merambat melalui jumlah maksimum atmosfer untuk mencapai mata pengamat.

Oleh karena itu, lebih banyak cahaya biru yang tersebar dari matahari, sehingga terlihat lebih merah saat terbit dan terbenam.

Baca juga: Melihat Matahari Buatan yang Diciptakan China dan Korea Selatan

Fenomena alam ini dikenal sebagai hamburan Rayleigh, yaitu fenomena ketika panjang gelombang yang lebih pendek (biru) dari cahaya tersebar lebih mudah daripada yang lebih panjang (merah).

Inilah mengapa langit tampak biru dan matahari tampak merah atau jingga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com