Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Luar Angkasa Mendarat di Titan

Kompas.com - 14/01/2021, 16:04 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hari ini 16 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 14 Januari 2005, untuk pertama kalinya pesawat luar angkasa mendarat di Titan.

Titan adalah salah satu bulan terbesar yang mengorbit di Saturnus.

Melansir dari Space, pesawat luar angkasa dari Badan Antariksa Eropa (ESA) yang diberi nama Huygens tersebut mendarat tiga minggu setelah dikerahkan dari kapal induknya yakni pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA.

“Saya dengan jelas mengingat perasaan seperti melihat mimpi, pada satu waktu antara melihat alam semesta pada satu saat dan di alam semesta lain di saat berikutnya,” ujar Carolyn Porco, Ketua Tim Pencitraan Cassini, Carolyn Porco tentang pendaratan Huygens di Titan saat itu.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Yuri Gagarin Jadi Manusia Pertama di Luar Angkasa

Titan memiliki jarak 10 kali lebih jauh dari Matahari jika dibandingkan dengan jarak Bumi-Matahari.

Cassini sebelum mendaratkan Huygens di Titan telah mencapai Saturnus pada Juli 2004 untuk mengamati Titan dari jauh.

Namun saat Huygens akirnya mendarat di Titan, informasi yang didapatkan pesawat itu jauh lebih jelas meskipun data yang diambil hanya selama dua setengah jam.

"Gambar-gambar yang diambil oleh pesawat yang jatuh dan dirilis ke publik malam itu adalah semua gambar kami dari orbit, tanpa filter, pemandangan detail yang indah dari permukaan bulan dan jelas dalam catatan mereka," tulis Porco.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Satelit Terbesar Saturnus Titan Ditemukan

Tabir misteri Titan

Gambar yang didapatkan Huygens memperlihatkan kondisi Titan tampak seperti garis pantai dengan guratan mengular dari terlihatnya cairan yang mengalir.

Meski demikian cairan tersebut bukanlah air.

Namun cairan tersebut adalah karena Titan memiliki sistem cuaca berbasis hidrokarbon.

"Itu adalah bukti tidak langsung tapi tak terbantahkan untuk hidrokarbon cair dari orbit ditemukan," tulis Porco.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya NASA dan Perlombaan Ruang Angkasa...

Ia mengatakan penemuan hidrokarbon itu diikuti, oleh pemandangan tak terlupakan lainnya.

Huygens terus mengirimkan data apa yang dilihatnya ketika itu selama 72 menit sebelum akhirnya baterai alat tersebut mati.

Pengamatan yang dilakukan pesawat ini membantu mengangkat tabir misteri terkait Titan.

Saat itu pesawat tanpa awak ini mengambil profil detail atmosfer Titan yang dominasi oleh nitrogen, mengumpulkan pembacaan suhu, tekanan dan kepadatan pada berbagai ketinggian.

Lebih lanjut analisis Huygens mengenai metana atmosfer Titan tidak mendukung bahwa gas yang ada di sana diproduksi oleh mikroba.

Baca juga: NASA Tawarkan Rp 502,3 Juta untuk Desain Toilet di Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Tren
Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Tren
Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Tren
Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Tren
Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Tren
Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com