Penyebab lain yang berpotensi terjadinya cryptic pregancy yakni penggunaan kontrasepsi, di mana penggunanya merasa tidak hamil karena merasa aman menggunakan kontrasepsi.
Cryptic pregnancy juga bisa terjadi pada orang yang tidak memerhatikan gejala-gejala perubahan yang timbul pada tubuhnya.
"Bisa juga terjadi pada orang yang dalam kondisi 'denial' secara psikologis, misalnya ia tidak ingin hamil, sehingga ia mengabaikan semua perubahan yang terjadi pada tubuhnya," ujar Yassin.
Sementara itu, melansir Healthline, seperti diberitakan Kompas.com, 21 Juli 2020, cryptic pregnancy atau kehamilan samar hanya dialami sedikit orang.
Mereka yang mengalami cryptic pregancy tidak merasakan gejala awal kehamilan seperti mual pada trimester pertama, maupun payudara yang agak membengkakr.
Selain itu, hasil tes kehamilan juga bisa menunjukkan negatif, meski yang bersangkutan terlambat menstruasi.
Jika hal ini dialami wanita yang siklus haidnya tidak lancar, kemungkinan ia tak berpikir bahwa dirinya hamil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.