Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kandidat Kapolri dan Tantangan Polri ke Depan...

Kompas.com - 09/01/2021, 15:57 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) telah menyerahkan lima nama calon Kepala Kepolisian RI (Kapolri) kepada Presiden Joko Widodo.

Kelima nama yang diserahkan Kompolnas adalah:

  • Wakil Kapolri Komjen Gatot Eddy Pramono
  • Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafly Amar
  • Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo
  • Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Komjen Arief Sulistyanto
  • Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komjen Agus Andrianto.

Hal tersebut disampaikan Ketua Kompolnas yang juga Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD melalui twitnya, Jumat (8/1/2021).

Baca juga: [HOAKS] Razia STNK oleh Pemda, Dishub, dan Polri 

Sementara itu, Komisioner Kompolnas Poengky Indarti mengatakan, nama-nama yang diserahkan kepada Presiden Jokowi dianggap memenuhi syarat.

Ada beberapa kriteria yang dianggap juga telah terpenuhi.

"Profesionalitas, loyalitas dan jam terbang, seperti yang disampaikan Bapak Ketua Kompolnas," ujar Poengky saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (9/1/2021).

Tantangan Kapolri

Menurut Kompolnas, ada beberapa tantangan yang harus diselesaikan oleh calon Kapolri dan institusi Polri.

Tantangan itu di antaranya bagaimana menjaga pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas) di tengah pandemi Covid-19 dan kelesuan ekonomi.

"Dalam segala suasana, Polri harus bisa melayani, mengayomi, melindungi masyarakat dan menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya," ujar Poengky.

Selain itu, lanjut dia, Polri juga harus tetap fokus pada penegakan hukum terhadap kejahatan konvensional, kejahatan transnational, misalnya jaringan narkoba dan jaringan teroris, dan kejahatan siber.

Tantangan lainnya adalah menghadapi menguatnya intoleransi dan kelompok-kelompok radikal.

"Sementara tantangan di internal adalah bagaimana Polri dapat melanjutkan reformasi kultural Polri dengan sebaik-baiknya," kata Poengky.

Baca juga: Trending #PolisiAnarki di Twitter, Ini Respons Kompolnas

Kekerasan berlebihan

Poengky menilai, masyarakat masih melihat ada anggota kepolisian yang melakukan kekerasan berlebihan, arogan, dan bergaya hidup mewah. 

Profesionalitas anggota Polri juga harus terus ditingkatkan.

"Terutama dengan memberikan perhatian yang lebih kepada anggota-anggota yang bertugas di wilayah Indonesia Timur," kata Poengky.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com