Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Elon Musk yang Jadi Orang Terkaya di Dunia

Kompas.com - 08/01/2021, 16:37 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Empat tahun kemudian, tepatnya 1999, perusahaan itu dibeli oleh produsen komputer Compaq seharga 307 juta dollar AS.

Elon melanjutkan petualangan bisnisnya dengan mendirikan perusahaan jasa keuangan online X.com yang kemudian dikenal sebagai PayPal.

Pada tahun 2002, lelang online eBAY membeli PayPal seharga 1,5 miliar dollar AS.

Mendirikan SpaceX pada 2002

Dalam hidupnya, Elon memiliki keyakinan bahwa untuk bertahan hidup, umat manusia harus menjadi spesies multiplanet.

Oleh karena itu, melihat mahalnya biaya peluncuran roket, pada 2002, Elon mendirikan Space Eploration Technologies (SpaceX).

Perusahaan itu ingin membuat harga roket menjadi terjangkau. Roket pertamanya adalah Falcon 1 yang meluncur pada 2006.

Sementara, Falcon 9, roket berukuran lebih besar dari sebelumnya, meluncur pada 2010 yang dibuat dengan biaya lebih rendah daripada roket pesaingnya.

Elon juga membuat roket Super Heavy, yang mampu mengangkat muatan 100.000 kg untuk mengorbit.

Adapun muatannya adalah Starship, pesawat ruang angkasa yang dirancang untuk menyediakan transportasi cepat antara kota-kota di bumi dan membangun pangkalan di bulan dan mars.

Selain sebagai CEO di SpaceX, Elon adalah kepala perancang dari roket ciptaan perusahaannya yakni Falcon, Dragon, dan Grasshopper.

Mobil listrik Tesla

Sementara, mengenai Tesla, hal ini berangkat dari ketertarikan Elon terhadap mobil listrik.

Ia menjadi penyandang dana terbesar di Tesla Motors (nama awal Tesla) yang didirikan oleh pengusaha Martin Eberhard dan Marc Tarpenning .

Elon dianggap membawa kemajuan bagi Tesla. Melansir Biography, strategi Elon berhasil membuat Tesla memproduksi 5.000 mobil Model 3 per minggu pada akhir Juni 2018, dan mengeluarkan produk 2.000 sedan Model S, serta SUV Model X

Hubungannya dengan Donald Trump

Pada Desember 2016, Elon bergabung dalam Forum Strategi Kebijakan Presiden Trump.

Meski kadang pemikirannya bertentangan dengan Trump, Elon merasa dirinya memiliki kesamaan dengan Trump ketika Trump mengumumkan rencana untuk mengejar pembangunan infrastruktur besar-besaran.

Ia mengatakan, tujuannya bergabung dalam pemerintahan Trump adalah untuk mempercepat transisi dunia ke energi berkelanjutan dan membantu umat manusia menuju peradaban multi-planet.

Konsekuensinya, terciptanya ratusan ribu pekerjaan dan lebih banyak inspirasi untuk masa depan.

Akan tetapi, saat Trump mengumumkan menarik diri dari perjanjian iklim Paris, Elon memutuskan mengundurkan diri dari perannya sebagai tim penasihat.

Baca juga: Tanggapi Tawaran Jokowi, Elon Musk Kirim Tim ke Indonesia Januari 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com