Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Gunakan mRNA, Bagaimana Cara Kerja Vaksin Corona Pfizer dan Moderna?

Kompas.com - 02/01/2021, 20:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vaksin virus corona buatan perusahaan farmasi Moderna dan Pfizer disebut-sebut memiliki efektivitas cukup tinggi mencegah munculnya gejala Covid-19. 

Diketahui, Moderna melaporkan tingkat efektivitas vaksinnya sebesar 94,1 persen. Sedangkan vaksin Pfizer/BioNTech memiliki efektivitas sebesar 95 persen.

Dua merek vaksin ini telah dipesan oleh sejumlah negara guna meredakan pandemi Covid-19.

Selain itu, teknik pembuatan dan cara kerja dua vaksin ini dinilai memiliki kesamaan, salah satunya menggunakan mRNA.

Baca juga: Mengenal Vaksin Corona mRNA, Benarkah Berbahaya dalam Jangka Panjang?

Messenger RNA

Dilansir dari CNN, (20/12/2020), vaksin Moderna dan Pfizer sama-sama memakai teknologi terbaru berbasis versi sintetis molekul virus SARS-CoV-2 yang disebut "messenger RNA" atau disingkat mRNA.

Adapun mRNA ini merupakan resep genetik untuk membuat potongan paku yang berada di atas virus corona.

Setelah vaksin disuntikkan, sistem kekebalan tubuh membuat antibodi terhadap paku tersebut.

Jika orang yang divaksinasi kemudian terinfeksi virus corona, maka antibodi tersebut harus siap menyerang virus.

Vaksin Moderna khususnya mengandung mRNA sintetis yang mengkode struktur yang disebut "glikoprotein lonjakan stabil pra-fusi" virus.

Kandungan vaksin

Selain itu, vaksin juga mengandung bahan lemak yang disebut lipid, trometamin, trometamin hidroklorida, asam asetat, natrium asetat, dan sukrosa.

Mengutip dari Forbes, (19/12/2020), baik Pfizer/BioNTech dan Moderna menyertakan mRNA yang menjadi kode untuk produksi protein lonjakan virus.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: mRNA Pernah Diabaikan hingga Jadi Teknologi Vaksin Terdepan

Messenger RNA adalah untai tunggal kode genetik yang dapat "dibaca" dan digunakan sel untuk membuat protein.

Dalam kasus vaksin ini, mRNA menginstruksikan sel-sel di dalam tubuh untuk membuat bagian tertentu dari protein lonjakan virus.

Kemudian sistem kekebalan melihatnya, mengenalinya sebagai benda asing, dan bersiap untuk menyerang ketika infeksi yang sebenarnya terjadi.

Produksi vaksin lebih cepat

Keunggulan lain teknologi ini adalah produksi vaksinnya jauh lebih cepat dibanding teknologi pembuat vaksin konvesional.

Sejauh ini, tidak ada perbedaan yang kentara antara kemanjuran dan keamanan kedua vaksin tersebut.

Selama beberapa bulan pertama uji klinis Fase 3, keduanya telah mencatat kemanjuran lebih dari 90 persen atau lebih besar dalam mencegah Covid-19.

Namun belum jelas berapa persen orang yang divaksinasi masih bisa tertular virus, tidak menunjukkan gejala, dan tetap menularkan virus.

Sejauh ini, keduanya tidak memiliki tingkat efek samping yang serius.

Lebih lanjut, kedua vaksin ini telah menerima otorisasi penggunaan darurat (EUA) dari AS.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Vaksin Covid-19 dengan Teknologi mRNA Belum Pernah Diuji dan Merusak DNA

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 7 Tahapan Pengembangan Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menyelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menyelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Tren
Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com