Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 507 Nakes Meninggal karena Covid-19, Terbanyak di Bulan Desember

Kompas.com - 29/12/2020, 13:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah tenaga kesehatan yang meninggal karena pandemi Covid-19 di Indonesia terus bertambah.

Menurut catatan LaporCOVID-19 hingga 28 Desember 2020, total ada 507 nakes dari 29 provinsi di Indonesia yang telah gugur karena Covid-19.

Sebanyak 96 di antaranya meninggal dunia pada Desember 2020, dan merupakan angka kematian nakes tertinggi dalam sebulan selama pandemi berlangsung di Tanah Air.

Baca juga: Gara-gara Pasien Tak Jujur, 19 Nakes RSDP Serang Terpapar Covid-19

Mengenai rincian 507 tenaga kesehatan yang meninggal adalah sebagai berikut: 

  • Dokter: 228 orang
  • Perawat: 167 orang
  • Bidan: 68 orang
  • Dokter gigi: 13 orang
  • Ahli teknologi lab medik: 10 orang
  • Apoteker: 6 orang
  • Rekam radiologi: 4 orang
  • Terapis gigi: 2 orang
  • Sopir ambulans: 2 orang
  • Tenaga farmasi: 1 orang
  • Elektromedik: 1 orang
  • Sanitarian: 1 orang
  • Tenaga kesehatan lainnya: 4 orang

Baca juga: Direktur RSUD Soekarno Ungkap Penyebab Banyak Dokter Meninggal Saat Pandemi

 

Data dari organisasi profesi dan masyarakat

Ahmad Arif, salah satu inisiator LaporCOVID-19, mengatakan, data kematian tersebut diperoleh berkat kolaborasi dengan organisasi profesi kesehatan, seperti IDI, PPNI, dan IBI.

"Untuk pendataan kami berkolaborasi dengan organisasi profesi seperti IDI, PPNI, IBI, dan lain-lain. Selain juga ada yang laporan masyarakat. Data diverifikasi oleh tim," kata Ahmad saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/12/2020).

Ahmad mengatakan, LaporCOVID-19 juga membuka testimoni publik sehingga data kematian nakes yang dipublikasikan bisa terkoreksi dan terupdate.

Selain itu, tim LaporCOVID-19 juga membuka laman Pusara Digital, yang berisi daftar nama, profesi, dan biografi para nakes yang telah gugur.

"Nakes yg meningggal juga ada biografi, tempat kerja, di mana meninggal, dan lain-lain," ujar Ahmad.

Untuk mengunjungi Pusara Digital tenaga kesehatan, bisa mengunjungi tautan berikut ini:

Pusara Digital: Terima Kasih Pahlawan Kesehatan Indonesia

Baca juga: Covid-19 Semakin Ganas, DKI Jakarta Kekurangan 2.767 Tenaga Kesehatan

Kematian karena Covid-19 itu nyata

Mengutip Kompas.com, Sabtu (5/12/2020) Ketua Umum Tim Mitigasi Pengurus Besar IDI (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan, angka kematian tenaga kesehatan naik hingga tiga kali lipat dalam kurun waktu seminggu pertama pada Desember 2020.

"PD IDI mengimbau, agar meski ada masyarakat yang tidak percaya adanya Covid-19, namun mohon agar tetap menjalankan protokol kesehatan agar tidak membahayakan orang lain," ujar Adib.

IDI juga mengimbau masyarakat agar menghindari kegiatan berkerumun dan atau yang melibatkan orang banyak, serta tetap menjalankan protokol kesehatan.

Adib mengatakan, tingginya angka kematian tenaga kesehatan dan bertambahnya angka kasus harian di Indonesia, menjadi pengingat para tenaga medis untuk tetap waspada dan selalu menggunakan APD dalam menjalankan tugas.

Baca juga: Update Corona Dunia 29 Desember: Tepat Satu Tahun sejak Covid-19 Pertama Kali Dilaporkan di China

Kerugian besar

Pada akhir Agustus lalu, PB IDI mengonfirmasi bahwa jumlah dokter yang meninggal dunia akibat pandemi Covid-19 pada saat itu sudah mencapai 100 orang.

Seperti diberitakan Kompas.com, 31 Agustus 2020, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan terus bertambahnya dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19 adalah kerugian besar bagi Indonesia.

Dicky mengungkapkan, berdasarkan data Bank Dunia, jumlah dokter di Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara, yaitu sebesar 0,4 dokter per 1.000 penduduk.

"Artinya, Indonesia hanya memiliki 4 dokter yang melayani 10.000 penduduknya. Sehingga, kehilangan 100 dokter sama dengan 250.000 penduduk tidak punya dokter," kata Dicky

Selain itu, kehilangan ini juga merugikan Indonesia dalam hal investasi sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan.

"Padahal kita sedang berperang maraton melawan Covid-19. Kehilangan tenaga medis adalah salah satu sinyal serius, yakni betapa masih lemahnya kita dalam program pengendalian pandemi," ungkap Dicky.

Baca juga: Setelah Libur Panjang, Kasus Covid-19 Selalu Melonjak, Ini Datanya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com