Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Berduka: 7 Tokoh yang Berpulang pada 2020

Kompas.com - 19/12/2020, 13:31 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sepanjang 2020, Indonesia kehilangan banyak tokoh nasional berpengaruh.

Di antara mereka ada KH Salahuddin Wahid, Sapardi Djoko Damono, Jakob Oetama hingga Pramono Edhie Prabowo.

Berikut 7 tokoh yang berpulang pada 2020:

1. KH Salahuddin Wahid

Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng KH Salahuddin Wahid saat menggelar konferensi pers di media center Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama, Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8/2015).KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng KH Salahuddin Wahid saat menggelar konferensi pers di media center Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama, Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8/2015).

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid atau biasa disapa Gus Sholah meninggal dunia pada 2 Februari 2020.

Kondisi Gus Sholah telah menurun sejak dua minggu sebelumnya, ketika ia mengeluh adanya ritme jantung yang tidak beraturan.

Keluhan tersebut membuat Gus Sholah sempat dilakukan ablasi.

Baca juga: 9 Dampak Stres pada Kesehatan Tubuh, dari Sebabkan Sakit Jantung hingga Rusak Kehidupan Seks

 

Ablasi merupakan semacam kateter untuk mengisolasi elektromagnetik liar di jantungnya.

Tercatat, Gus Sholah pernah menjabat sebagai Ketua PBNU (1999-2004), Ketua ICMI (2001-2003), dan sempat menjadi calon wakil presiden pada 2004, berpasangan dengan Wiranto.

Baca juga: Makanan yang Harus Dihindari Penderita Penyakit Jantung, Apa Saja?

2. Sapardi Djoko Damono

Penyair Sapardi Djoko Damono dengan penuh perasaan membacakan puisi dalam acara Malam Baca Puisi Selebriti yang diadakan oleh panitia Festival November 1998 yang berlangsung di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jumat (4/12/1998).KOMPAS/JOHNNY TG Penyair Sapardi Djoko Damono dengan penuh perasaan membacakan puisi dalam acara Malam Baca Puisi Selebriti yang diadakan oleh panitia Festival November 1998 yang berlangsung di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jumat (4/12/1998).

Sastrawan ternama Indonesia Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada 19 Juli 2020 di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.

Diketahui, sastrawan kelahiran 20 Maret 1943 itu meninggal akibat penurunan fungsi organ.

Selain berkarier di dunia pendidikan, Sapardi juga aktif dalam beberapa lembaga seni dan sastra.

Beberapa karya Sapardi Djoko Damono antara lain Duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Perahu Kertas (1983), Sihir Hujan (1984), Hujan Bulan Juni (1994), dan Arloji (1998).

Baca juga: Mengenang Sapardi Djoko Damono dan Karya Abadinya bagi Dunia Sastra Indonesia

3. Jakob Oetama

Pendiri Kompas Gramedia Jakob OetamaArsip Kompas Gramedia Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama

Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama meninggal dunia di usia 88 tahun pada 9 September 2020 di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Diketahui, Jakob meninggal dunia karena mengalami gangguan multiorgan.

Keadaan Jakob sempat membaik selama perawatan. Namun, kondisinya memburuk karena faktor usia dan kesehatan yang menurun.

Mengawali karier sebagai seorang guru, ia kemudian memilih jalan sebagai seorang wartawan, hingga mendirikan jaringan media terbesar di Indonesia bersama rekannya PK Ojong.

Baca juga: Jakob Oetama, Sang Guru yang Meninggalkan Warisan Jurnalisme Makna

4. Arief Budiman

Arief Budiman (Soe Hok Djin) kakak dari Soe Hok Gie Ayahnya seorang wartawan Soe Hok Piet. Sejak mahasiswa aktif dalam kancah politik ikut menentang LEKRA . Kendati ikut melahirkan Orde Baru tapi tetap kritis pada pemerintahan Soeharto. Menikah dengan Laila Chairani teman kuliahnya.KOMPAS/DUDY SUDIBYO Arief Budiman (Soe Hok Djin) kakak dari Soe Hok Gie Ayahnya seorang wartawan Soe Hok Piet. Sejak mahasiswa aktif dalam kancah politik ikut menentang LEKRA . Kendati ikut melahirkan Orde Baru tapi tetap kritis pada pemerintahan Soeharto. Menikah dengan Laila Chairani teman kuliahnya.

Sosiolog Arief Budiman yang juga kakak aktivis Soe Hok Gie, meninggal dunia pada 23 April 2020 di Rumah Sakit Ken Saras, Kabupaten Semarang.

Aktivis '66 itu konsisten memperjuangkan demokrasi dan membela kaum marjinal.

Sebagai intelektual, pemikirannya dikenal tajam dan bernas.

Baca juga: Mengenal Arief Budiman, Kakak Soe Hok Gie yang Meninggal karena Komplikasi

 

Tak hanya itu, ia kerap turun di barisan depan gerakan perubahan sosial.

Namun sejak 2018, kesehatannya menurun.

Arief diketahui menderita sakit parkinson dan menetap di Salatiga.

Baca juga: Mengenang Soe Hok Gie, Aktivis yang Meninggal di Puncak Semeru karena Keracunan Gas

5. Ajip Rosidi

Sastrawan sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Ajip Rosidi, menunjukkan ketikan naskah asli novel karya Iwan Simatupang berjudul Koong yang menjadi salah satu koleksi PDS HB Jassin di Kompleks Taman Ismail Marjuki, Jakarta, Selasa (22/3/2011).KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Sastrawan sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Ajip Rosidi, menunjukkan ketikan naskah asli novel karya Iwan Simatupang berjudul Koong yang menjadi salah satu koleksi PDS HB Jassin di Kompleks Taman Ismail Marjuki, Jakarta, Selasa (22/3/2011).

Sastrawan dan budayawan Ajip Rosidi meninggal dunia pada 29 Juli 2020.

Suami dari Nani Wijaya ini sempat menjalani operasi di RSUD Tidar Kota Magelang akibat terjatuh di rumah anaknya di Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Sepanjang kariernya, Ajip menaruh minat besar terhadap perkembangan bahasa dan sastra Sunda. Ia bahkan menerima gelar doktor kehormatan honoris causa bidang ilmu budaya dari Universitas Padjadjaran pada 2011.

Beberapa karyanya adalah Tahun-tahun Kematian (1955), Ketemu di Jalan (1956), Pesta (1956), Di Tengah Keluarga (1956), Mimpi Masa Silam (2000), Pantun Anak Ayam (2006), dan lain-lain.

Baca juga: Daftar dan Profil Penerima Nobel Sastra, Fisika, Kimia, dan Kedokteran 2020

6. Djoko Santoso

DJoko Santoso semasa hidupnya.KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO DJoko Santoso semasa hidupnya.

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso meninggal dunia pada 10 Mei 2020 setelah menjalani perawatan akibat pendarahan di otak.

Djoko merupakan Panglima TNI pada periode 2007-2010.

Kemudian, dia terjun ke dunia politik dan menjabat sebagai anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.

Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Nasional untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

Baca juga: Mengenang Perjalanan Djoko Santoso, dari Panglima TNI hingga Kiprahnya di Dunia Politik

7. Pramono Edhie Wibowo

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo dalam kampanye Partai Demokrat di lapangan Kujon, Magelang, Minggu (16/3/2014).Kompas.com/SABRINA ASRIL Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo dalam kampanye Partai Demokrat di lapangan Kujon, Magelang, Minggu (16/3/2014).

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Pramono Edhie Wibowo meninggal dunia pada 13 Juni 2020.

Pramono Edhie Wibowo merupakan adik dari Ani Yudhoyono.

Keduanya merupakan anak dari tokoh militer Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo.

Baca juga: Meninggal Dunia, Berikut Sepak Terjang Mantan KSAD Pramono Edhie Wibowo

(Sumber: Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo, Dandy Bayu Bramasta, Vina Fadhrotul Mukaromah, Nur Fitriatus Shalihah, Dian Ade Permana, Dian Erika Nugraheny, Devina Halim | Editor: Sabrina Asril, Inggried Dwi Wedhaswary, Khairina, Dony Aprian, Bayu Galih, Caroline Damanik)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Rp 255 Triliun Berbanding Rp 1,6 Triliun, Mengapa Apple Lebih Tertarik Berinvestasi di Vietnam?

Tren
Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Israel Balas Serangan, Luncurkan Rudal ke Wilayah Iran

Tren
Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Mengenal Rest Area Tipe A, B, dan C di Jalan Tol, Apa Bedanya?

Tren
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan Sarjana, Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

Tren
Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Eks ART Menggugat, Ini Perjalanan Kasus Mafia Tanah yang Dialami Keluarga Nirina Zubir

Tren
Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Tren
Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Cara Menurunkan Berat Badan Secara Sehat ala Diet Tradisional Jepang

Tren
10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

10 Manfaat Minum Air Kelapa Murni Tanpa Gula, Tak Hanya Turunkan Gula Darah

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh Akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menyelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menyelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com