Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2020: 9 Hujan Meteor Sepanjang Tahun Ini

Kompas.com - 18/12/2020, 19:57 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hujan meteor menjadi salah satu fenomena langit yang paling banyak dinanti karena biasanya bisa diamati secara langsung.

Sepanjang 2020, terdapat 9 peristiwa hujan meteor dan dapat disaksikan di Indonesia.

Sebagian besar merupakan hujan meteor tahunan. Berikut ini daftar hujan meteor yang terjadi di Indonesia sepanjang 2020.

1. Hujan Meteor Quadrantid

Hujan meteor pertama yang terjadi pada 2020 adalah hujan meteor Quadrantid. Hujan meteor ini berlangsung pada 28 Desember 2019 dan berakhir pada 12 Januari 2020.

Diberitakan Kompas.com, 3 Januari 2020, puncak hujan meteor ini terjadi pada 4 Januari pukul 22.20 WIB.

Akan tetapi, hanya berlangsung beberapa jam saja dan dapat dilihat mulai dari pukul 01:00 dini hari hingga awal waktu subuh.

Menurut Astronom amatir Marufin Sudibyo, intensitas meteor maksimum 120 buah per jam, meski untuk kawasan Indonesia mungkin hanya sekitar 50 meteor per jam.

Baca juga: Bersiap, Saksikan Puncak Hujan Meteor Quadrantid Sabtu Dini Hari Nanti

2. Hujan Meteor Lyrids

Diberitakan Kompas.com, 31 Maret 2020, Lyrids adalah hujan meteor biasa yang menghasilkan sekitar 20 meteor/jam pada saat puncaknya.

Meteor ini diproduksi dari partikel debu yang ditinggalkan oleh komet C/1861 G1 Thatcher, yang ditemukan pada 1861.

Hujan meteor Lyrids berlangsung setiap tahun mulai dari 16-25 April 2020. Tahun ini, puncaknya akan terjadi pada 22 April (malam) dan 23 April (pagi).

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Dr Emanuel Sugging Mumpuni mengatakan, radian hujan meteor ini adalah konstelasi Lyra, tapi dapat muncul di langit mana saja.

Meteor ini kadang-kadang dapat menghasilkan jejak debu cerah yang bertahan selama beberapa detik.

Baca juga: Malam Ini, Saksikan Puncak Hujan Meteor Lyrids di Langit Indonesia

3. Hujan Meteor Eta Aquarids

Hujan meteor Eta Aquarids terjadi pada 4-5 Mei. Menurut Astronom amatir Marufin Sudibyo, seperti diberitakan Kompas.com, 1 Mei 2020, hujan meteor itu paling baik disaksikan dari belahan bumi selatan, termasuk Indonesia.

Hujan meteor berasal dari debu-debu halus yang dilepaskan oleh komet Halley.

Fenomena ini bisa disaksikan dari wilayah mana saja di Indonesia, dengan kondisi cuaca yang mendukung dalam keadaan gelap.

Hujan meteor ini terjadi setiap tahun, dan kala itu terjadi pada 19 April hingga 28 Mei.

Sementara itu, puncaknya pada 2020 terjadi pada 4-5 Mei dengan intensitas maksimum hingga 60 meteor per jam. Intensitas tertingginya mencapai 120 meteor per jam.

Aktivitas hujan meteor dengan intensitas maksimun 60 meteor per jam ini sebagian besar dapat terlihat di belahan bumi selatan. Adapun di belahan bumi utara intensitasnya hanya dapat mencapai sekitar 30 meteor per jam.

Baca juga: Malam Ini, Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids Menghiasi Langit Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Tren
Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, PVMBG: Masih Berstatus Siaga

Tren
Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Israel Serang Iran, AS Klaim Sudah Dapat Laporan tapi Tak Beri Lampu Hijau

Tren
Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Ada Indomaret di Dalam Kereta Cepat Whoosh, Jual Kopi, Nasi Goreng, dan Obat Maag

Tren
7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

7 Fakta Kebakaran Mampang, Padam Usai 16 Jam dan 7 Korban Terjebak

Tren
5 Cara Cek Penerima PIP 2024, Klik Link pip.kemdikbud.go.id

5 Cara Cek Penerima PIP 2024, Klik Link pip.kemdikbud.go.id

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com