"Tetapi tidak akan ada kompromi pada keamanan vaksin. Medsafe akan tetap berhubungan dekat dengan mitranya di Australia dan negara lainnya," lanjut dia.
Selain itu, Menteri Penanggulangan Covid-19, Chris Hipkins mengungkapkan, Selandia Baru belum pernah mencoba program imunisasi dengan skala dan kompleksitas seperti ini.
Ia juga memastkan bahwa Selandia Baru memiliki cukup banyak tenaga kesehatan profesional untuk pemberian vaksin.
Kemudian, Hipkins mengungkapkan, Kementerian Kesehatan Selandia Baru akan memiliki sistem manajemen inventaris vaksin Covid-19 dengan informais akurat mengenai lokasi dan suhu penyimpanan di pusat.
"Ini akan memungkinkan kami melacak dan melacak vaksin dan bahan habis pakai Covid-19, termasuk tanggal kadaluwarsa, untuk mengurangi pemborosan," ujar Little.
Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Vaksin?
Pemerintah Selandia Baru juga telah membeli sembilan freezer yang dapat menyimpan lebih dari 1,5 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech.
Menurut laporan, vaksin tersebut akan tiba di Selandia Baru pada akhir Desember 2020.
Hipkins kembali menegaskan bahwa program imunisasi bukan berarti perbatasan negara akan segera dibuka.
"Perbatasan kami tetap menjadi garis pertahanan pertama melawan Covid-19 dari kasus impor. Untuk membuat keputusan di sekitar perbatasan, kami harus yakin bahwa penduduk Selandia Baru cukup terlindungi," ujar Hipkins.
Artinya, ia akan membutuhkan informasi tentang apakah vaksin Covid-19 efektif dalam memberikan perlindungan kepada individu dari tertular virus dan mengurangi penularan atau tidak.