KOMPAS.com – Pandemi virus corona yang berlangsung sepanjang tahun 2020 ini tak hanya berdampak pada sektor kesehatan.
Dampak pandemi juga terjadi pada sektor ekonomi dunia dan banyak negara, termasuk Indonesia.
Indonesia resmi mengalami resesi setelah pertumbuhan minus pada dua kuartal secara berturut-turut.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,49 persen pada kuartal III-2020.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada periode Agustus 2020, jumlah pengangguran di Indonesia menunjukkan peningkatan sebanyak 2,67 juta orang.
Jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77 juta orang.
Baca juga: Kaleidoskop 2020: Penelitian soal Awal Mula Virus Corona di Berbagai Negara
Bagaimana prediksi perekonomian Indonesia pada 2021?
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Didik J. Rachbini mengatakan, seluruh kegiatan ekonomi pada tingkat global dan nasional mengalami kontraksi tak terhindarkan sepanjang 2020.
Penyebabnya adalah imbas dari pandemi Covid-19.
Didik mengatakan, pada tahun 2021, ia ragu perekonomian Indonesia akan tumbuh 4-5 persen seperti perkiraan pemerintah.
“Kondisi Covid yang masih tinggi saya ragu bisa tumbuh 4-5 persen. Prediksi saya sekitar 3 persen,” ujar Didik saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/12/2020).
Baca juga: Kaleidoskop 2020: 5 Kecelakaan Transportasi Air di Indonesia
Sementara itu, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai, perekonomian Indonesia tahun depan juga ditentukan oleh ditemukan atau tidaknya vaksin Covid-19.
“Mulai dari ketersedian vaksin, biaya, hingga probabilitas efektivitas vaksin akan sangat memengaruhi perekonomian tahun depan,” ujar Nailul, saat dihubungi secara terpisah, Kamis (17/12/2020).
Ia berharap, tahun depan Indonesia sudah dapat memulai program vaksinasi gratis, merata, dan sesuai waktu.
Selain itu, vaksin yang dipakai juga diharapkan terbukti efektivitasnya.
Jika program vaksinasi gagal, maka juga akan berimbas pada perekonomian.
“Saya rasa tahun depan karena program vaksin belum terlalu berjalan efektif maka pertumbuhan ekonomi akan berada di level 1.3 persen hingga 2.41 persen,” ujar Nailul.
Baca juga: Kaleidoskop 2020: Kala Dunia Diuji oleh Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.