Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Tersiar narasi bahwa Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menolak menjadi pihak pertama yang menerima vaksin Covid-19.
Narasi itu juga menyinggung bahwa Presiden Jokowi menolak sebagai orang pertama yang akan disuntik vaksin Covid-19.
Narasi tersebut mencuat di media sosial ketika vaksin Covid-19 asal China, Sinovac, sudah tiba di Indonesia dan tengah diuji secara klinis oleh PT Biofarma.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan, narasi mengenai IDI menolak vaksin Covid-19 program pemerintah keliru. IDI menyatakan siap menjadi pihak pertama yang disuntik vaksin Covid-19.
Selain itu, Presiden Jokowi bersedia disuntikkan vaksin Covid-19, asalkan berbarengan dengan masyarakat yang menerima suntikan tersebut.
Akhir-akhir ini beredar narasi bahwa IDI menolak menjadi pihak pertama yang disuntik vaksin Covid-19.
Narasi ini dapat dilihat di status Rohmani pada Sabtu (12/12/2020). Akun itu juga mempertanyakan siapa yang harus divaksin lebih dulu.
Akun ini dan ini pun menarasikan hal serupa. Berikut isi lengkap status salah satu akun tersebut:
"IDI tolak yg pertama dpt Vaksin sinovac China, mrk mau yg usul dong yg pertama dpt, siapa? Presiden lah.. ????"
Narasi serupa juga ditemukan di Twitter. Dalam twitnya, akun AllForOne menyebut bahwa IDI dan presiden menolak disuntik vaksin terlebih dahulu.
Begitu juga dengan akun Didin Hikmah yang mempertanyakan apakah presiden dan pembantu-pembantunya lebih dulu menerima suntikan.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengklarifikasi informasi mengenai IDI menolak vaksin Covid-19 program pemerintah. Menurutnya, informasi itu kurang tepat.
Dia mengatakan pihaknya siap menjadi bagian yang pertama disuntik vaksin Covid-19. Hal ini dilakukan untuk mendukung program vaksinasi yang hendak dilakukan pemerintah, selain untuk membangun kepercayaan publik.
"IDI karena dianggap sebagai yang terdepan dalam bidang kesehatan, kami juga bersedia menjadi salah satu yang siap pertama dilakukan penyuntikan," ujar Daeng dalam konferensi pers yang ditayangkan di kanal YouTube PB IDI, Senin (14/12/2020), dikutip dari Kompas.com.
"Dengan menjadi contoh dan role model seperti itu kami yakin akan lebih memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap proses vaksinasi," lanjutnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.