Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Tips dari BMKG agar Terhindar dari Sambaran Petir

Kompas.com - 14/12/2020, 18:02 WIB
Nur Rohmi Aida,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ketika musim hujan tiba, salah satu bahaya yang patut diwaspadai adalah sambaran petir. Kasus manusia tersambar petir tidak hanya sekali atau dua kali terjadi.

Belum lama ini, diberitakan Kompas.com pada 1 Desember 2020, tujuh orang warga Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan tersambar petir

Peristiwa itu bermula saat ketujuh orang tersebut tengah membuat saluran air, dan berteduh di bawah sebuah gubug. Saat itu, petir menyambar ketujuh orang tersebut.

Kapolsek Kupang Tengah, Ipda Elpidus Kono Feka, mengatakan dalam peristiwa tersebut tiga orang tewas di tempat, sedangkan empat yang lain dilarikan ke RSUD Kupang.

Baca juga: 7 Warga Kupang Tersambar Petir, 3 Tewas, 4 Dirawat di Rumah Sakit

Guna menghindari kasus serupa, adakah cara menghindari atau mencegah sambaran petir?

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, menjelaskan fenomena petir di Indonesia terbentuk dari awan cumulonimbus (Cb).

“Tipe awan Cb merupakan tipe awan hujan yang secara visual memiliki struktur yang menjulang tinggi di mana pada fase awal pertumbuhan berwarna putih dan pada fase matang akan berwarna abu kehitaman,” ujar Miming saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/12/2020).

Tidak hanya petir, menurutnya awan comulonimbus juga dapat menimbulkan fenomena cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan puting beliung.

Awan comulonimbus terbentuk apabila kondisi atmosfer, tidak stabil dengan kondisi lingkungan udara yang lembab atau basah yang ditunjukkan dengan tingkat kelembapan udara yang tinggi.

“Kelembapan udara yang tinggi mengindikasikan konsentrasi uap air di atmosfer cukup tinggi dan sangat potensial terjadi pembentukan awan hujan,” ujarnya.

Baca juga: Kisah Tragis Siswi SMA Tewas Tersambar Petir Saat Duduk di Bawah Pohon

Bahaya petir

Miming mengingatkan ada beberapa peralatan di rumah yang bisa menjadi jalur potensial bagi dilaluinya arus listrik dari petir.

Di antaranya adalah saluran telepon, televisi, kabel, atau internet; talang besi; bingkai jendela dari logam; atau bahan lain yang memiliki konduktif listrik.

Adapun, alat di rumah yang dapat memicu sambaran petir adalah tiang yang terbuat dari logam yang relatif lebih tinggi dari bangunan sekitarnya. Semisal tiang antena TV, tiang kabel telepon atau listrik, dan sejenisnya yang posisinya lebih tinggi dari sekitarnya.

“Karena secara sifatnya petir akan menyambar objek yang lebih tinggi dari sekitarnya,” ujar dia.

Miming mengungkapkan, secara tidak langsung, petir dapat memicu objek yang disambarnya terbakar akibat percikan api.

“Kategori petir yang dapat menyebabkan dampak kebakaran adalah petir dengan kategori petir cloud to ground, yaitu fenomena petir yang melonjak dari sistem awan ke arah permukaan bumi,” jelasnya.

Baca juga: BMKG: Waspada Potensi Gelombang Tinggi hingga 4 Meter

Antisipasi

Guna menghindari sambaran petir di lingkungan rumah, berikut ini sejumlah hal yang dapat dilakukan:

  • Tidak memasang tiang antena TV atau sejenisnya yang terbuat dari logam yang terhubung ke bagian instalasi rumah dengan posisi tinggi.
  • Antena yang terbuat dari logam  dapat dipasang setidaknya lebih rendah dari pohon tinggi atau objek tinggi lain disekitarnya.
  • Memasang penangkal petir di sekitar rumah.

Objek lain yang dapat berfungsi sebagai alat penangkal petir adalah pohon tinggi di sekitar rumah, yang setidaknya berjarak lebih dari 2 meter.

Sementara, jika tengah berada di luar rumah, BMKG melalui akun media sosial Instagram @infobmkg membagikan tips agar terhindar dari sambaran petir. Di antaranya:

  • Segera masuk ruangan.
  • Jangan berlindung di bawah pohon.
  • Jauhi kolam renang.
  • Jauhi tempat terbuka.
  • Berhenti mengendarai motor.
  • Jauhi tiang listrik.

Baca juga: Pemuda Ini Tewas Tersambar Petir Saat Berada di Kebun

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BMKG (@infobmkg)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com