Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelelahan Rawat Pasien Corona, Banyak Petugas Medis di Swedia Pilih Mengundurkan Diri

Kompas.com - 13/12/2020, 20:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Swedia menghadapi kekurangan petugas medis karena meningkatnya jumlah pengunduran diri tenaga kesehatan setelah merawat pasien Covid-19 tanpa henti.

Melansir Bloomberg, Sabtu (12/12/2020), Ketua Asosiasi Profesional Kesehatan Swedia Sineva Ribeiro mengatakan, situasi di negaranya mengerikan.

"Bahkan sebelum gelombang pertama pandemi pada Maret lalu, ada kekurangan perawat spesialis, termasuk di IGD," kata dia.

Kapasitas RS penuh

Minggu ini, kapasitas perawatan intensif di Stockholm, Ibu Kota Swedia, mencapai 99 persen yang membuat kota itu panik dan mendorong adanya bantuan dari luar.

Meskipun tempat tidur di ruang gawat darurat masih tersedia, kekhawatiran yang lebih besar saat ini adalah kurangnya petugas kesehatan untuk merawat pasien.

Baca juga: 342 Nakes Meninggal Dunia, IDI: Kematian karena Covid-19 Itu Nyata

Para petugas kesehatan seringkali mengundang sorak sorai karena bersyukur saat mereka keluar dari rumah sakit setelah menyelesaikan shift yang lama dan melelahkan.

Namun, semakin banyak staf yang begitu putus asa untuk mendapatkan liburan, mereka melihat pengunduran diri sebagai satu-satunya jalan keluar.

Pengunduran diri meningkat

Sebuah survei oleh penyiar TV4, saluran televisi terbesar di Swedia menunjukkan bahwa di 13 dari 21 wilayah Swedia, pengunduran diri profesi kesehatan meningkat dari tahun lalu, sebanyak 500 per bulan.

Walikota Stockholm Irene Svenonius mengakui bahwa petugas kesehatan terlalu banyak bekerja dan perlu adanya penambahan staf.

"Ada kelelahan dan Anda tidak bisa mengabaikannya. Jadi sangat penting untuk mendapatkan lebih banyak orang," kata Svenonius, dikutip dari The Straits Times, Sabtu (12/12/2020).

Namun, belum diketahui secara pasti bagaiamana pemerintah menambah kekosongan itu.

Baca juga: Tak Dapat Bantuan Nakes dari Pemerintah Pusat, Pemprov DIY Rekrut Relawan

Stockholm telah meminta staf perawatan kesehatan tambahan dari militer Swedia, tetapi tak jelas apakah mereka memiliki sumber daya untuk membantu.

Swedia yang menghindari penguncian sejak awal pandemi, saat ini mungkin perlu meminta bantuan kepada negara tetangganya.

Tenaga medis kelelahan

Ilustrasi dokter yang menangani pasien virus corona: The Paper Ilustrasi dokter yang menangani pasien virus corona:

Terlepas dari kemajuan ilmiah yang memungkinkan petugas medis untuk lebih memahami dan mengobati Covid-19, tidak ada cukup profesional yang tersisa untuk mempraktikkan pengetahuan itu.

"Kami tidak memiliki staf untuk melakukannya. Krisis kesehatan yang dihadapi Swedia saat ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Riberio.

Masalah lain yang dihadapi petugas medis adalah ketidaksesuaian gaji dengan waktu bekerja selama krisis Covid-19.

Baca juga: 22 Nakes Positif Covid-19, Poli Rawat Jalan RSUD dr Moh Saleh Tutup 2 Hari

Sara Nordin, mantan asisten perawat di unit perawatan intensif pada Oktober 2020 lalu mengaku berhenti telah mengundurkan diri karena tidak dapat memenuhi kebutuhan dengan gaji pokok sebesar 33.600 dollar AS yang didapatnya setahun.

"Saya berbicara dengan anggota pada Agustus yang mengatakan mereka akan mengundurkan diri karena itu satu-satunya cara untuk mendapatkan cuti dan memulihkan diri," jelas Ribeiro.

"Kami melihat tingkat penyakit yang tinggi, gejala kelelahan dan anggota yang telah terinfeksi," lanjutnya.

Kekhawatiran lainnya bagi Swedia adalah lebih banyak orang akan meninggal karena tidak cukup tenaga kesehatan profesional yang memenuhi syarat untuk merawat mereka.

"Dalam lingkungan kerja di mana Anda sangat lelah, risiko kesalahan meningkat. Kesalahan itu bisa menyebabkan pasien sekarat," tutup dia.

Baca juga: 42 Nakes di Satu Puskemas Positif Covid-19, Diduga Tertular dari Pasien

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Mengenal Mitos Atlantis, Kota dengan Peradaban Maju yang Hilang di Dasar Laut

Tren
Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Mengenal Hak Veto dan Sederet Konversinya, Terbaru Gagalkan Palestina Jadi Anggota PBB

Tren
Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?

Tren
Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Kim Jong Un Rilis Lagu, Lirik Sarat Pujian untuk Pemimpin Korea Utara

Tren
Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Manfaat Mengonsumsi Kubis untuk Menurunkan Tekanan Darah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com