Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: UNICEF Berdiri untuk Membantu Anak-anak di Dunia

Kompas.com - 11/12/2020, 09:02 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 74 tahun lalu, tepatnya 11 Desember 1946, Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui berdirinya United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF).

UNICEF adalah sebuah organisasi yang membantu memberikan bantuan dan dukungan kepada anak-anak yang tinggal di negara-negara yang hancur akibat perang.

Dilansir History, UNICEF didirikan sebagai respons atas berakhirnya Perang Dunia II yang mengakibatkan krisis pangan dan medis dalam skala global pada akhir 1940-an.

Setelah krisis akibat Perang Dunia II teratasi, organisasi itu melakukan perannya sebagai organisasi bantuan bagi anak-anak yang tinggal di berbagai negara.

Di lebih dari 190 negara dan wilayah, UNICEF melakukan berbagai misi kemanusiaan untuk membantu anak-anak bertahan hidup, berkembang, dan menggali potensi mereka, dari masa kanak-kanak hingga remaja.

UNICEF berperan sebagai penyedia layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi, pendidikan berkualitas, pencegahan dan pengobatan HIV untuk ibu-bayi, serta perlindungan anak dan remaja dari kekerasan dan eksploitasi.

Baca juga: UNICEF: Risiko Cyber Bullying Semakin Besar di Masa Pandemi Covid-19

Penerima Nobel Perdamaian

Dikutip dari Britannica, setelah tahun 1950, UNICEF mengarahkan upayanya pada program-program umum untuk peningkatan kesejahteraan anak-anak, khususnya di negara-negara kurang berkembang dan dalam berbagai situasi darurat.

Organisasi yang bermarkas di New York, Amerika Serikat, itu mengubah namanya pada 1953, menjadi United Nations Children's Fund, sekaligus memperluas cakupan misi mereka.

Berkat kontribusinya, UNICEF dianugerahi Penghargaan Nobel di bidang Perdamaian pada 1965. 

Sejak 1996 program-program UNICEF dilaksanakan berdasar Konvensi Hak Anak (1989), yang menegaskan hak semua anak untuk menikmati standar kesehatan tertinggi yang dapat dicapai dan fasilitas untuk perawatan penyakit serta rehabilitasi kesehatan.

Untuk menjalankan kegiatannya, UNICEF dibiayai oleh donasi dari pemerintah berbagai negara dan swasta.

Baca juga: UNICEF Akan Kirim 2 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 ke Negara Miskin pada 2021

Kiprah UNICEF

Dilansir dari laman resmi UNICEF, organisasi itu bekerja di beberapa tempat tersulit di dunia untuk menjangkau anak-anak dan remaja yang paling berisiko serta paling membutuhkan. 

Untuk menjalankan kegiatannya, UNICEF berpedoman pada enam cara, yaitu:

1. Kehadiran lokal, jangkauan global

UNICEF aktif di lebih dari 190 negara dan wilayah dan didukung oleh jaringan staf dan relawan yang luas. Hasilnya adalah:

  • Lebih dari 195 juta anak mendapat vaksinasi campak antara 2014-2018.
  • 17 juta anak putus sekolah memperoleh pembelajaran awal, serta pendidikan dasar dan menengah pada 2019.
  • Sekitar 37 juta orang memperoleh akses air minum bersih pada 2018-2019.

2. Menyelamatkan lebih banyak nyawa dengan lebih sedikit biaya

UNICEF sepenuhnya didanai kontribusi sukarela. Organisasi itu berkomitmen untuk menggunakan setiap dana yang didapat seefektif mungkin, dan hasilnya adalah:

  • Lebih dari 50 persen potongan harga untuk vaksin pentavalent pada 2016 yang melindungi dari 5 penyakit mematikan. Vaksin ini akan menyelamatkan sekitar 5,7 juta nyawa anak-anak pada 2020.
  • Penghematan 363 juta dollar AS untuk pengadaan vaksin dan perlengkapan lainnya untuk anak-anak pada 2019.

Baca juga: Unicef: 24 Juta Siswa di Dunia Terancam Putus Sekolah akibat Pandemi

3. Tanggap darurat dan kesiapan

Rantai pasokan global dan keberadaan lokal, UNICEF mengirimkan pasokan bantuan hampir ke mana saja di dunia dalam waktu 72 jam.

  • Pada 2019, UNICEF menangani 281 keadaan darurat kemanusiaan yang terjadi di 96 negara.
  • Pada tahun yang sama, UNICEF membantu lebih dari 39 juta orang di 64 negara memperoleh pasokan air bersih.
  • UNICEF membantu lebih dari 4 juta anak yang dirawat karena kekurangan gizi akut dalam situasi kemanusiaan pada 2019.

4. Solusi baru untuk masalah lama

UNICEF berinovasi dengan teknologi, dan menciptakan solusi-solusi baru untuk permasalahan kemanusiaan yang telah dihadapi sejak lama.

  • Jaringan big data menginformasikan UNICEF jika terjadi bencana dan epidemi. Jaringan ini didukung oleh raksasa teknologi seperti Google, IBM, dan Telefónica.
  • Pengiriman vaksin menggunakan drone pada 2018 di Vanuatu.

Baca juga: UNICEF Kecam Hukuman 10 Tahun Penjara untuk Anak 13 Tahun karena Tuduhan Penistaan Agama

5. Kemitraan yang kuat

Kemitraan yang kuat dengan pemerintah, LSM, masyarakat sipil, dan sektor swasta memungkinkan UNICEF bekerja untuk anak-anak.

Hasil dari beberapa kemitraan UNICEF, antara lain:

  • Hampir separuh populasi anak di seluruh dunia menerima vaksinasi tahunan dari UNICEF yang bekerja sama dengan Bill & Melinda Gates Foundation, serta mitra-mitra lainnya.
  • Kemitraan senilai 1 miliar dollar AS antara UNICEF dan Bank Dunia yang ditujukan untuk investasi di bidang pendidikan dan pengembangan keterampilan.
  • Lebih dari 28 juta orang mendapat akses sanitasi yang lebih baik berkat kerja sama antara UNICEF dan Domestos pada 2012-2019.

6. Menjadi suara yang berpengaruh untuk anak-anak

UNICEF berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam menyuarakan hak-hak anak serta menaruh perhatian besar terhadap pelanggaran hak-hak anak.

Untuk mewujudkannya, UNICEF menempuh beberapa cara, yaitu:

  • 9 juta anak muda di lebih dari 65 negara dapat menyuarakan pendapat mereka dan terhubung dengan para pemimpin mereka melalui alat perpesanan sosial UNICEF, U-Report.
  • 181 negara berpartisipasi dalam memperingati 30 tahun Konvensi Hak Anak pada 2019.
  • Lebih dari 81 juta pengikut di media sosial menjadikan UNICEF termasuk di antara organisasi internasional yang paling banyak diikuti dan disukai di dunia pada 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Benarkah Tidur di Kamar Tanpa Jendela Berakibat TBC? Ini Kata Dokter

Tren
Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Ini Daftar Kenaikan HET Beras Premium dan Medium hingga 31 Mei 2024

Tren
Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Ramai soal Nadiem Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris, Ini Kata Kemendikbud Ristek

Tren
Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Media Korsel Soroti Pertemuan Hwang Seon-hong dan Shin Tae-yong di Piala Asia U23

Tren
10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

10 Ras Anjing Pendamping yang Cocok Dipelihara di Usia Tua

Tren
5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

5 Manfaat Kesehatan Daging Buah Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Kolesterol

Tren
Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Viral, Video Sopir Bus Cekcok dengan Pengendara Motor di Purworejo, Ini Kata Polisi

Tren
PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

PDI-P Laporkan Hasil Pilpres 2024 ke PTUN Usai Putusan MK, Apa Efeknya?

Tren
UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Tren
Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Sejarah dan Makna Setiap Warna pada Lima Cincin di Logo Olimpiade

Tren
Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Ramai Anjuran Pakai Masker karena Gas Beracun SO2 Menyebar di Kalimantan, Ini Kata BMKG

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Kenya Diterjang Banjir Bandang Lebih dari Sebulan, 38 Meninggal dan Ribuan Mengungsi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com