Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertenaga Nuklir, seperti Ini Matahari Buatan China

Kompas.com - 07/12/2020, 14:27 WIB
Tita Meydhalifah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - China menciptakan matahari buatan dengan reaktor HL-2M Tokamak yang dapat beroperasi hingga suhu 150 juta derajat celcius atau sepuluh kali lebih panas daripada matahari sesungguhnya.

Temuan ini berada di Provinsi Sichuan barat daya dan selesai pada akhir tahun lalu.

Reaktor ini sering disebut "matahari buatan" karena panas dan tenaga yang dihasilkannya sangat besar.

Mengutip South China Morning PostJumat (4/12/2020), China National Nuclear Corporation (CNNC) menyebutkan, temuan ini merupakan upaya untuk menggunakan energi yang lebih bersih melalui fusi nuklir yang terkendali.

Reaktor HL-2M Tokamak dapat mereplikasi cara matahari menghasilkan panas atau energi dengan cara menggunakan gas hidrogen dan deuterium sebagai bahan bakar.

France 24, Jumat (4/12/2020), memberitakan, reaktor HL-2M Tokamak menggunakan medan magnet kuat yang memadukan plasma panas hingga menghasilkan suhu yang sepuluh kali lebih tinggi daripada matahari.

Tujuan China mengembangkan teknologi fusi nuklir adalah dapat digunakan secara komersial dalam skala besar pada 2050.

Oleh karena itu, temuan tersebut merupakan hasil yang brilian dan setidaknya telah ada reaktor eksperimental pada 2021.

Para ilmuwan China telah bekerja mengembangkan versi yang lebih kecil dari reaktor fusi nuklir sejak 2006.

Selain China, The Korea Institute of Fusion Energy juga mengumumkan reaktornya yang mampu beroperasi hingga suhu 100 juta derajat celcius selama 20 detik.

Proyek menciptakan matahari buatan ini ternyata tidak hanya dilakukan China, melainkan kerja sama dengan AS, India, Jepang, Rusia, dan Korea Selatan

China juga bekerja sama dengan The International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) yang tengah dibangun di Perancis Selatan.

Proyek tersebut rencananya selesai pada 2025.

Ke depannya, ada rencana menggabungkan inti atom untuk menciptakan energi dalam jumlah besar.

Hal ini berkebalikan dari proses fusi yang biasanya digunakan dalam senjata atom dan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com