Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pemuda Depok Pembuat Google Doodle Noken Papua

Kompas.com - 05/12/2020, 11:46 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Dandy Bayu Bramasta,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Noken, tas tradisional asal Papua, menjadi gambar yang terpampang pada Google doodle, Jumat (4/12/2020).

Berdasarkan keterangan resmi Google, noken diabadikan untuk merayakan penetapannya sebagai daftar warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Penetapan itu dilakukan pada 4 Desember 2012.

Doodle tersebut merupakan karya ilustrator asal Depok, Jawa Barat, bernama Danu Fitra Nugraha.

Danu menceritakan pembuatan Google doodle tama noken Papua tersebut dimulai dari dua bulan lalu. Ia awalnya dihubungi pihak Google via email.

"Pihak Google meminta tiga alternatif sketsa," kata Danu saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/12/2020).

Dari tiga sketsa tersebut, tema noken terpilih ke proses selanjutnya untuk dijadikan Google doodle.

Baca juga: Noken Papua Jadi Google Doodle Hari Ini, Berikut Filosofi dan Cara Membuatnya

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Danu Fitra Nugraha (@fetradanu)

Danu mengaku Google doodle yang dibuatnya terinspirasi noken Wamena. Sementara, landscape yang dipilih pada Google doodle tersebut menggambarkan Lembah Baliem Wamena.

"Saya pengen ngegambarin gimana noken menjadi simbol kehidupan yang baik. Karena noken dibuat dari bahan di hutan lalu digunakan untuk membawa hasil bumi di hutan juga," ungkap Danu.

Pada Google doodle tersebut, ia juga ingin menggambarkan perjalanan wanita-wanita di Papua membawa hasil bumi ke rumah masing-masing.

"Di doodle ini saya banyak terinspirasi dari motif noken yang cenderung garis-garis, namun warnanya sangat beragam," tuturnya.

Ke depan, Danu berharap dapat kembali membuat karya yang berkaitan dengan Indonesia.

"Saya harap bisa sering bikin karya yang berkaitan dengan Indonesia, khususnya kebudayaannya," pungkasnya.

Baca juga: Mengenal Noken Papua yang Jadi Doodle Google Hari Ini dan Cerita di Baliknya

Filosofi noken

Bagi masyarakat Papua, mengutip laman Itjen Kemendikbud, noken bukan sekadar tas untuk membantu mereka membawa barang. Banyak nilai-nilai yang diajarkan dari generasi ke generasi melalui noken.

"Noken mengajarkan kita tentang berbagi, demokrasi, dan kebenaran," kata Ketua Yayasan Noken Indonesia, Titus Christoforus Pekei dalam dialog tentang Papua, di Jakarta, 18 November 2019.

Di lain kesempatan, Titai juga menyebut noken seperti rahim seorang ibu. Darinya, ada kehidupan dan eksistensi untuk terus hidup dan lestari, sebagaimana dikutip dari laman Pusaka.

Tak berhenti di situ, noken juga menyimpan makna menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. Hal ini bisa dilihat dari bahan dan proses pembuatan yang dilakukan, semua bersahabat dengan lingkungan.

Ia menyebut, awalnya noken banyak diremehkan oleh orang-orang, karena mereka tidak mengetahui makna penting noken bagi masyarakat Papua.

Baca juga: Noken, Tas Tradisional khas Papua yang diakui UNESCO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Jenis Obat Potensial Tingkatkan Risiko Anemia Aplastik, Tak Boleh Dipakai Sembarangan

7 Jenis Obat Potensial Tingkatkan Risiko Anemia Aplastik, Tak Boleh Dipakai Sembarangan

Tren
Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Resmi, Ada 26.319 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kementerian PUPR 2024

Tren
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Dugaan Pencatutan Nama oleh Kumba Digdowiseiso

Tren
Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Kenali Waktu Terbaik dan Terburuk untuk Minum Air Kelapa

Tren
Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Terbaru, 40.839 Lowongan Kerja untuk PPPK dan CASN Kemensos 2024

Tren
Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Orang yang Langsung S2 Setelah Sarjana Disebut Minim Performa Kerja, Pengamat Buka Suara

Tren
Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Ini Alasan Mengapa Perempuan Tak Boleh Tidur 2 Jam Setelah Melahirkan Normal

Tren
Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Kumpulan Twibbon dan Ucapan Hari Kartini 21 April 2024

Tren
5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

5 Bahaya Menahan Kentut, Bisa Keluar dari Mulut

Tren
Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Mengenal Tinitus, Kondisi Ketika Telinga Berdenging, Apa Penyebabnya?

Tren
Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Psikiater Nutrisi Ungkap 5 Sarapan Favorit, Bantu Siapkan Otak dan Mental Seharian

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 20-21 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Murni Tanpa Gula | Israel Serang Iran

Tren
Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Seorang Pria Ditangkap di Konsulat Iran di Perancis, Ancam Ledakkan Diri

Tren
Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66, Bisa Dapat Insentif Rp 600.000

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com