Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Narasi Covid-19 dari Ahli Patologi Roger Hodkinson

Kompas.com - 02/12/2020, 07:31 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

"Kami ingin mengklarifikasi bahwa Dr. Hodkinson tidak dan belum pernah menjabat sebagai pimpinan Royal College of Physicians and Surgeons of Canada," kata organisasi itu.

Kedua, klaim bahwa Covid tidak lebih dari musim flu yang buruk. Klaim ini salah.

Badan kesehatan dunia WHO menyebut jumlah kematian terkait pernafasan akibat flu sekitar 290 000 hingga 650.000 per tahun. Sementara, pandemi Covid-19 yang belum genap 1 tahun sudah mengakibatkan 1,45 juta orang meninggal dunia (data per 30 November 2020).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat CDC menerangkan perbedaan antara flu dengan Covid-19. Virus flu dapat menyebabkan penyakit ringan hingga berat, termasuk tanda dan gejala umum seperti demam, batuk, dan sesak napas. S

ementara, Covid-19 menyebabkan penyakit yang lebih serius pada beberapa orang. Salah satu gejala Covid-19 yang berbeda dari gejala flu yakni perubahan atau hilangnya rasa atau bau.

Ketiga, klaim bahwa menggunakan masker tidak berguna karena tidak ada bukti efektvitasnya. WHO menyebut masker adalah kunci menekan penularan Covid-19 dan menyelamatkan nyawa.

Masker mengurangi potensi risiko paparan dari orang yang terinfeksi, baik orang yang memiliki gejala atau tidak. Orang yang memakai masker terlindung dari infeksi dan mencegah penularan selanjutnya saat dikenakan orang yang terinfeksi.

Penelitian yang dipublikasikan pada April 2020 menunjukkan bahwa masker dapat mencegah penularan virus corona pada manusia dan virus influenza dari individu yang bergejala.

Keempat, klaim bahwa jarak sosial juga tidak berguna. Klaim ini tidak benar.

Penelitian menunjukkan transmisi virus terjadi lebih rendah pada jarak fisik 1 meter atau lebih dibandingkan dengan jarak kurang dari 1 meter. Data tersebut berasal dari hasil identifikasi terhadap 172 studi observasi di 16 negara di enam benua. 

Penelitian yang dirilis pada Juni 2020 itu membuktikan bahwa perlindungan meningkat seiring dengan kian panjangnya jarak.

WHO menganjurkan jaga jarak setidaknya 1 meter dari orang lain untuk mengurangi risiko terinfeksi dan jaga jarak lebih jauh saat berada dalam ruangan. Semakin jauh, semakin baik.

Kelima, klaim bahwa hasil tes positif tidak berarti infeksi klinis dan tes seharusnya dihentikan kecuali pernapasan bermasalah.

Dilansir dari AFP, asisten profesor di Lana School of Public Health University of Toronto Barry Pakes membantah klaim tersebut.

"Tes positif, kecuali jika tes positif palsu yang langka, menunjukkan kemungkinan penyakit dan menularkan infeksi," katanya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com