KOMPAS.com - Saat sejumlah ilmuwan berlomba menemukan vaksin Covid-19, peneliti lain masih menyelidiki asal-usul virus corona yang masih menjadi misteri besar.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah membentuk tim internasional yang terdiri dari 10 ilmuwan untuk melacak asal-usul Covid-19.
Mereka harus menyelidiki hewan yang dicurigai dan bagaimana pasien pertama kali terinfeksi.
"Kami ingin mengetahui asal-usulnya dan kami akan melakukan segalanya untuk mengetahuinya," kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari AFP, Selasa (1/12/2020).
Kasus pertama dilaporkan di Kota Wuhan, China, hampir setahun yang lalu, sebelum negara-negara di seluruh dunia mulai mencatatkan kasus infeksi.
WHO menyebutkan, kasus pertama di Wuhan diyakini terjadi sejak awal Desember 2019.
"Akan tetapi, di mana epidemi pertama kali terdeteksi tidak selalu mencerminkan di mana itu dimulai," jelas Tedros.
Dalam beberapa bulan terakhir, para peneliti di berbagai negara telah menyarankan bahwa kasus mungkin tidak diketahui jauh sebelum Desember 2019.
Ini diketahui berdasarkan analisis air limbah atau sambel darah. Namun, belum ada bukti yang jelas untuk mendukung klaim itu.
Dengan mengandalkan analisis genetik, peneliti lebih memahami dinamika penularan, terutama bagaimana virus mungkin telah berevolusi dari waktu ke waktu.
Baca juga: Bukan China, Berikut 3 Negara yang Disebut Jadi Tempat Asal Virus Corona
"Pertanyaan besarnya adalah apa yang membuatnya melompat ke manusia? Kecurigaan telah jatuh pada kelelawar yang merupakan reservoir utama virus corona," kata ilmuwan dari Departemen Virologi di Institut Pasteur, Paris Etienne Simon-Loriere.
Tetapi, ada kemungkinan hewan perantara lain yang membawa SARS-CoV-2 ke manusia.
Trenggiling diidentifikasi sebagai pembawa virus sejak awal berdasarkan analisis genetik. Namun, kasusnya masih belum terselesaikan.
Penyelidik WHO perlu mengklarifikasi hal ini dengan menyelidiki pasar basah di Wuhan yang telah dikaitkan dengan banyak kasus awal.