Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan China, Berikut 3 Negara yang Disebut Jadi Tempat Asal Virus Corona

Kompas.com - 29/11/2020, 13:04 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi sudah berlangsung hampir satu tahun, namun sejumlah hal terkait dengan virus corona baru atau SARS-CoV-2 belum diketahui. Termasuk soal asalnya.

Pada awal wabah, disebutkan virus corona pertama kali terdeteksi di pasar hewan di Wuhan, China.

Hal itu membuat Amerika Serikat menuduh China bersalah atas pandemi yang terjadi. Namun, China membantah dengan menuduh balik Amerika Serikat.

Sejumlah penelitian pun dilakukan untuk mencari asal virus corona tersebut. 

Baca juga: Update Corona Global: 62,5 Juta Positif | Malaysia Tunda Pemilu

Berikut tiga negara yang disebut menjadi tempat asal virus corona penyebab Covid-19:

1. India

Sejumlah peneliti asal China mengklaim virus corona baru atau SARS-CoV-2 berasal dari India.

Diberitakan Express, Sabtu (28/11/2020), virus corona dalam penelitian tersebut diduga menular dari hewan ke manusia saat  gelombang panas pada awal musim panas 2019 terjadi di India.

Gelombang panas disebut telah meningkatkan interaksi antara manusia dan hewan. Interaksi itu didapat saat hewan liar, seperti monyet, terlibat perebutan air yang mematikan. 

Melansir Daily Mail, Jumat (27/11/2020), penelitian tentang asal virus corona tersebut dilakukan Akademi Ilmu Pengetahuan China yang dipimpin Dr Shen Libing.

Dalam makalah, disebutkan tim peneliti menggunakan analisis filogenetik, yaitu studi tentang bagaimana virus bermutasi untuk mencoba melacak asal-usul Covid-19.

Para ilmuwan berpendapat mungkin untuk melacak versi asli virus dengan menemukan sampel dengan mutasi paling sedikit. Namun, klaim baru ilmuwan China tersebut ditolak sejumlah ilmuwan terkemuka.

Mengutip The Sun, Jumat (27/11/2020), profesor dalam genetika manusia dan biostatistik di UCLA, Marc Suchard, mengatakan "koleksi acak" dari strain virus yang digunakan tidak mungkin menghasilkan "nenek moyang". Menurutnya, metode yang digunakan para ilmuwan dari China itu membawa ketidakpastian yang cukup besar.

Baca juga: Peneliti China Klaim Virus Corona Berasal dari India

2. Italia

Melansir CGTN, Sabtu (28/11/2020), pakar virologi Jerman Alexander Kekule menilai pandemi virus corona global dimulai dari Italia bagian utara.

Dia menjelaskan virus corona yang tengah menyebar di seluruh dunia bukan dari Wuhan, melainkan mutasi dari Italia utara. Strain virus di Italia disebut mutan "G", strain yang memiliki mutasi genetik.

Kekule mengatakan ketidaktahuan Italia akan virus, peringatan dari China yang lama, serta kurangnya tindakan pencegahan adalah penyebab pandemi global. Jika tidak, semestinya virus bisa dikendalikan.

Sebelumnya, penelitian yang dibuat Institut Kanker Italia menemukan virus corona baru atau SARS-CoV-2 sudah ada di Italia sejak September 2019. Hal itu ditanggapi China sebagai bukti bahwa mereka tidak bersalah.

Melansir Kompas.com, 20 November 2020, penelitian itu berbasis pada analisis sampel darah dari 959 orang, diambil saat pemindaian kanker paru-paru antara September 2019 sampai Maret 2020.

Sejumlah peneliti menuturkan pemeriksaan lebih lanjut harus dilakukan pada jurnal tersebut.

Profesor di Jurusan Sains Biologi Universitas Reading, Mark Pagel, mengatakan semua sampel yang dikumpulkan berstatus tanpa gejala dengan usia yang bervariasi antara 55 sampai 65 tahun dan perokok.

"Secara normal, ini adalah kelompok yang paling tinggi dan rentan terkena Covid-19. Karena itu sangat aneh mengapa sampelnya tanpa gejala," tuturnya.

Baca juga: Virus Corona Diperkirakan Sudah Menyebar di Italia Sejak September 2019

3. Spanyol

Ahli virologi Spanyol menemukan jejak virus corona dalam sampel air limbah Barcelona pada Maret 2019.

Penelitian mereka menyiratkan Covid-19 mungkin muncul jauh lebih awal daripada yang diperkirakan.

Melansir Reuters, 27 Juni 2020, para peneliti dari tim Universitas Barcelona menjalankan tes pada sampel yang diambil dari Januari 2018 hingga Desember 2019.

Dari penelitian itu, didapat genom virus corona pada salah satunya.

"Tingkat SARS-CoV-2 rendah tetapi positif," kata pemimpin penelitian Albert Bosch seperti dikutip oleh universitas.

Namun, Dr Joan Ramon Villalbi dari kelompok Masyarakat Spanyol untuk Kesehatan Masyarakat dan Administrasi Sanitasi mengatakan kepada Reuters bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan yang pasti.

Baca juga: Ahli Ungkap Kemunculan Covid-19 di Spanyol sejak Maret 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com