Bahkan, perusahaan yang bekerja sama dengan BioNTech itu mengatakan bahwa perusahaan berencana untuk mengajukan permohonan izin darurat ke Food and Drug Administration (FDA) atau BPOM Amerika Serikat dalam beberapa hari ke depan.
Hal itu meningkatkan harapan bahwa vaksin Pfizer dapat berfungsi dan segera menjadi kenyataan.
Dilansir CNN, Rabu (18/11/2020), uji coba vaksin coronavirus Pfizer itu merupakan analisis akhir dari Fase 3.
Baca juga: Mengenal 9 Kandidat Vaksin Virus Corona
Pfizer mengatakan dari 43.661 sukarelawan yang terdaftar, 41.135 telah menerima dosis kedua dari vaksin atau plasebo.
Perusahaan juga mengatakan mereka telah mencoba merekrut beragam kelompok sukarelawan, untuk mencocokkan lebih dekat kelompok yang paling parah terkena dampak pandemi.
"Sekitar 42 persen peserta global dan 30 persen peserta memiliki latar belakang ras dan etnis yang beragam, dan 41 persen peserta global dan 45 persen berusia 56-85 tahun," kata Pfizer.
Baca juga: Hari-hari Terburuk Italia dan Spanyol akibat Virus Corona Belum Berakhir
150 lokasi uji klinis di Amerika Serikat, Jerman, Turki, Afrika Selatan, Brasil, dan Argentina akan terus mengumpulkan informasi tentang kemanjuran dan keamanan selama dua tahun lagi.
Perusahaan itu menemukan ada 170 kasus infeksi virus corona di antara relawan yang mengambil bagian dalam uji coba.
Dikatakan, 162 infeksi terjadi pada orang yang mendapat plasebo, atau suntikan garam biasa, sementara delapan kasus terjadi pada peserta yang mendapat vaksin sebenarnya. Itu sebabnya diklaim manjur 95 persen.
"Khasiat konsisten di seluruh usia, ras dan demografi etnis," menurut keterangan Pfizer dan mitranya BioNTech dalam pernyataan bersama.
Baca juga: Mengenal Kanker Langka Angiosarkoma, dari Penyebab hingga Gejalanya...