Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
Penasihat senior untuk epidemiologi psikiatri dan pencegahan bunuh diri di National Institute of Mental Health Rajeev Ramchand menuturkan, masih terlalu dini menarik simpulan mengenai kematian karena bunuh diri selama masa pandemi Covid-19.
Menurutnya, untuk mengidentifikasi data nasional kematian akibat bunuh diri butuh waktu lama.
"Biasanya kami tidak memiliki data nasional tentang kematian karena bunuh diri selama 13 bulan hingga setelah akhir tahun kalender," kata Ramchand dilansir dari AFP.
Itu artinya, data tidak tersedia hingga Januari 2022.
Direktur Hubungan Masyarakat dan Media AAS Chris Maxwell menambahkan bahwa pihaknya tidak memiliki data yang menunjukkan bagaimana pandemi telah mempengaruhi tingkat bunuh diri skala nasional.
Riset mengenai kecenderungan bunuh diri selama pandemi Covid-19 yang terbit pada 12 November 2020 menyatakan, pada negara-negara berpenghasilan tinggi tidak ada peningkatan angka bunuh diri pada bulan-bulan awal pandemi.
Lokasi yang dimaksud yakni Massachusetts di Amerika Serikat, Victoria di Australia, dan Inggris. Juga tidak ada penurunan angka bunuh diri seperti di Jepang dan Norwegia.
Namun, perubahan dalam risiko bunuh diri terkait Covid-19 cenderung dinamis. National Child Mortality Database mengidentifikasi sinyal yang mengkhawatirkan bahwa kematian akibat bunuh diri remaja di bawah 18 tahun kemungkinan telah meningkat selama fase pertama lockdown di Inggris.
Sementara itu, hotline 1-800-273-8255 yang ada di narasi di media sosial merujuk pada nomor telepon National Suicide Prevention Lifeline, lembaga di AS yang memberikan dukungan emosional secara gratis kepada orang-orang yang mengalami krisis bunuh diri atau tekanan emosional.
Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi soal lonjakan jumlah kasus bunuh diri di Amerika Serikat hingga 200 persen sejak lockdown diterapkan tidak berdasar. Belum ada bukti yang menunjukkan jumlah kematian akibat bunuh diri selama pandemi Covid-19 di AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.